Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacar Monyet di Indonesia, Kesadaran Masyarakat Masih Rendah

Kompas.com - 30/10/2023, 16:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Kasus cacar monyet akhirnya ditemukan di Indonesia, data Dinas Kesehatan DKI Jakarta per 27 Oktober 2023 menunjukkan, 15 orang positif penyakit ini dan satu orang dinyatakan sembuh.

Terkait kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox) yang telah ditemukan merebak di Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan sejumlah rekomendasi dan imbauan kepada masyarakat.

Ketua Umum Pengurus Besar IDI (PB IDI) DR Dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT mengatakan akan terus mengawal perkembangan kasus cacar monyet di Indonesia melalui Satgas Mpox .

"Kami terus bersinergi dengan pemerintah untuk memberikan penanganan terbaik bagi para pasien dan masyarakat. Diperlukan juga upaya berkelanjutan dan kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, organisasi layanan kesehatan, dan organisasi internasional untuk mengatasi masalah Mpox di Asia Tenggara secara efektif," ujar Adib dalam siaran persnya, Minggu (29/10/2023).

Baca juga: Cacar Monyet Berisiko Menginfeksi Anak-anak, Bagaimana Cara Mencegah Penularannya?

Selain itu, Adib juga mengatakan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit cacar monyet, serta peningkatan akses pengobatan yang efektif, peningkatan pendanaan penelitian dalam upaya pengendalian penyakit, hingga pembentukan respons terkoordinasi yang melibatkan partisipasi semua negara, terutama di kawasan Asia Tenggara.

Cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Monkeypox yang ditularkan dari hewan ke manusia, dan dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat.

Rendahnya kesadaran masyarakat pada cacar monyet

Pada Juli 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, penyakit cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) sebagai darurat kesehatan masyarakat global.

Menurut laporan WHO, muncul kekhawatiran terkait penyakit cacar monyet yang agak terabaikan di kawasan Asia Tenggara, yang disebabkan kurangnya akses terhadap fasilitas medis yang memadai.

Ketua Satgas Mpox PB IDI, Dr Hanny Nilasari, Sp DVE mengungkapkan, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini menjadi alasan utama diabaikannya penyakit tersebut di Asia Tenggara.

Di samping itu, Hanny menambahkan, banyak masyarakat yang masih belum mengetahui gejala cacar monyet, bahkan mungkin tidak tahu cara melindungi diri dari penularan penyakit tersebut.

Baca juga: WHO Sebut Kasus Cacar Monyet Global Turun 21 Persen, Ini Penjelasannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com