KOMPAS.com - Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan tubuh tidak bisa berkeringat. Misalnya, penderita anhidrosis atau hipohidrosis tidak bisa berkeringat saat kepanasan.
Seseorang dengan anhidrosis tidak bisa berkeringat sama sekali, sedangkan orang dengan hipohidrosis masih bisa berkeringat, namun lebih sedikit dibandingkan orang lain.
Berkeringat merupakan proses yang penting bagi tubuh. Ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi keringat tentu akan memengaruhi kesehatan.
Berkeringat memungkinkan panas dilepaskan dari tubuh. Jika seseorang tidak bisa berkeringat dengan baik, mereka tidak bisa mendinginkan tubuh dan ini bisa berbahaya.
Baca juga: Mengapa Keringat Meninggalkan Noda Kuning pada Baju?
Dilansir dari Medical News Today, jika anhidrosis memengaruhi sebagian kecil area di tubuh, biasanya tidak berbahaya, tetapi anhidrosis atau hipohidrosis pada seluruh tubuh dapat menyebabkan kepanasan dan akhirnya menyebabkan sengatan panas atau heatstroke.
Menurut Cleveland Clinic, heatstroke didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas 40 derajat Celcius. Heatstroke adalah bentuk paling parah dari hipertermia atau penyakit yang berhubungan dengan panas.
Heatstroke dapat menyebabkan kerusakan otak, kegagalan organ, hingga risiko terbesarnya adalah kematian.
Ada dua jenis heatstroke, yakni heatstroke akibat aktivitas dan heatstroke non-aktivitas.
Baca juga: 10 Cara Mengatasi Keringat Berlebih di Wajah dan Kepala
Heatstroke akibat aktivitas biasanya merupakan akibat dari aktivitas fisik yang berlebihan dalam kondisi panas dan lembap. Heatstroke jenis ini dapat berkembang dalam beberapa jam.
Kemudian, heatstroke non-aktivitas, juga disebut heatstroke klasik, dapat terjadi karena usia atau kondisi kesehatan yang mendasarinya. Kondisi ini cenderung berkembang selama beberapa hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.