KOMPAS.com - Akar merupakan bagian dari tanaman yang berfungsi untuk menahan tanaman, menyerap air dan nutrisi dari tanah, serta menyimpan karbohidrat.
Mereka tidak memiliki struktur khusus atau sel-sel sensorik yang memungkinkan mereka untuk mendeteksi atau mengukur panas secara langsung.
Baca juga: Akar Tumbuhan Tumbuh Makin Dangkal, Apa Akibatnya?
Tetapi, apakah Anda tahu bahwa akar sebenarnya memiliki kemampuan untuk mengukur suhu?
Sebuah penelitian terbaru yang dilaporkan dalam The EMBO Journal dan dipublikasikan di Science Daily pada tanggal 10 Juli 2023, mengungkapkan bahwa akar memiliki sistem penginderaan suhu dan respons terhadapnya.
Lantas bagaimana akar bisa mengukur lingkungan sekitarnya?
Melalui serangkaian eksperimen yang teliti, tim peneliti berhasil membuktikan bahwa akar memiliki sistem penginderaan suhu dan kemampuan untuk meresponsnya sendiri.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa akar tanaman mampu mengukur suhu tanah di sekitarnya dengan menggunakan termometer internal mereka dan mengatur pertumbuhan sesuai dengan perubahan suhu.
Dalam studi tersebut, para ilmuwan juga memberikan pemahaman baru tentang cara akar mendeteksi suhu yang lebih tinggi dan beradaptasi dengan kondisi tersebut. Temuan ini berpotensi untuk mengembangkan pendekatan baru dalam pemuliaan tanaman.
Peneliti memanfaatkan iklim untuk mengeksplorasi respons organisme seperti thale cress serta dua jenis tanaman kubis dan tomat terhadap peningkatan suhu lingkungan.
Mereka mengubah suhu lingkungan dari sekitar 20 derajat Celcius hingga 28 derajat Celcius.
Baca juga: Untuk Jadi Obat Kanker, Akar Bajakah Harus Melewati Fase-fase Ini
Dalam eksperimen tersebut, para ilmuwan memotong bagian atas tanaman tapi membiarkan akar tetap tumbuh.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa akar tetap tumbuh pada suhu tinggi dengan cara yang sama seperti pada tanaman yang utuh dengan tunas.
Suhu yang lebih tinggi memicu pembelahan sel yang lebih banyak, membuat akar tumbuh lebih panjang.
"Kami menemukan bahwa akar tidak terpengaruh oleh perubahan ini dan tetap tumbuh pada suhu tinggi dengan cara yang sama seperti pada tanaman dengan tunas utuh," kata Profesor Marcel Quint dari Institute of Agricultural and Nutritional Sciences di MLU.
Selain itu, tim peneliti juga menggunakan tanaman mutan yang tunasnya tidak lagi dapat mendeteksi atau merespons suhu yang lebih tinggi. Mereka mencangkokkan tanaman mutan ini pada akar tanaman yang normal.