Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/08/2023, 12:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Bibir manusia, pada dasarnya, sangat penting untuk makan, bernapas, dan berbicara.

Noël Cameron, profesor biologi di Loughborough University, Inggris, mengatakan bahwa bibir adalah bagian yang sensitif karena memiliki sekitar 1 juta ujung saraf. Oleh sebab itu, bibir sangat terpengaruh oleh sentuhan, perubahan suhu, dan tingkat kelembapan.

Penyebab warna bibir berbeda-beda

Bergantung pada wana kulit, warna bibir seseorang bisa berbeda-beda, yakni berkisar dari merah muda, merah, hingga coklat.

Dilansir dari Live Science, Cameron menjelaskan, kulit bibir, dengan tiga hingga lima lapisan seluler, sangat tipis dibandingkan dengan kulit wajah, yang pada umumnya yang memiliki hingga 16 lapisan.

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

Orang yang memiliki warna kulit terang, kulit bibirnya mengandung lebih sedikit melanosit (sel yang menghasilkan pigmen melanin, yang memberi warna pada kulit).

Oleh sebab itu, pembuluh darah muncul melalui kulit bibir, yang menyebabkan warna merah yang mencolok pada bibir.

Sementara itu, kulit bibir pada orang dengan warna kulit lebih gelap mengandung lebih banyak melanin sehingga secara visual pun tampak lebih gelap.

Selain itu, Cameron menambahkan, ada perbedaan lain antara bibir dengan bagian lain dari wajah manusia.

Cameron mengatakan bahwa kulit bibir sangat tipis, tidak berbulu, dan tidak memiliki kelenjar keringat. Oleh sebab itu, bibir relatif rapuh, kering saat disentuh, dan mudah pecah-pecah.

Baca juga: Mengapa Manusia Memiliki Bibir? Sains Jelaskan

Gerak bibir manusia

Cameron mencatat bahwa bibir manusia mampu melakukan gerakan otot yang halus dan kasar. Kapasitas untuk gerakan halus didukung oleh lima otot untuk pengangkatan bibir (gerakan ke atas) dan empat untuk gerakan ke bawah. Gerak inilah yang memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dengan bibir.

Bibir juga sangat penting untuk bunyi konsonan bilabial dan labiodental, serta pembulatan vokal.

Bunyi bilabial hanya dapat dibuat melalui penggunaan kedua bibir (huruf 'p' dalam kata piknik), sedangkan bunyi labiodental memerlukan penggunaan bibir dan gigi (huruf 'f' dalam kata fruktosa).

Dengan demikian, Cameron mengatakan, tanpa menggunakan atau menggerakkan bibir, sangat sulit untuk membuat suara atau mengucapkan huruf tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com