KOMPAS.com - Denisovan adalah spesies manusia yang sudah punah. Mereka hidup berdampingan dengan Homo sapiens di Eurasia selama periode Paleolitik Bawah dan Paleolitik Tengah.
Mereka kemungkinan berdiri tegak, sangat cerdas, membuat perkakas, dan bahkan menghias diri mereka dengan perhiasan yang indah.
Denisovan sangat dekat hubungannya dengan manusia. Bahkan DNA Denisovan masih ditemukan pada populasi tertentu di seluruh dunia.
Itu merupakan hasil dari kawin silang yang terjadi antara Homo sapiens dan Denisovan.
Dikutip dar IFL Science, Jumat (28/7/2023) silsilah hominin kuno terkenal tidak merata dan kabur, tetapi ada beberapa gagasan tentang bagaimana Denisovan masuk ke dalam silsilah keluarga.
Baca juga: Mengenal Gurita Cincin Biru, Hewan Paling Beracun di Bumi
Diperkirakan bahwa Neanderthal, Denisovan, dan manusia modern semuanya adalah keturunan dari satu nenek moyang yaitu Homo heidelbergensis, yang hidup sekitar 600.000 hingga 750.000 tahun yang lalu.
Satu teori menyebutkan bahwa kelompok leluhur H. heidelbergensis meninggalkan Afrika dan tak lama kemudian terpecah menjadi dua kelompok besar.
Satu cabang bermigrasi ke Asia Barat dan Eropa untuk menjadi Neanderthal, sedangkan cabang lainnya pindah ke timur dan menjadi Denisovans. Nenek moyang H. heidelbergensis yang tersisa di Afrika akhirnya melahirkan manusia modern.
Sulit untuk menentukan tanggal kepunahan Denisovans, tetapi beberapa penelitian menunjukkan beberapa populasi mungkin bertahan hingga 20.000 tahun yang lalu. Sebagai perbandingan, sebagian besar ilmuwan setuju bahwa Neanderthal punah sekitar 40.000 tahun yang lalu.
Namun bukti keberadaan Denisovan baru diidentifikasi pada abad ke-21 dan hingga kini hanya sedikit bukti fisik tentang mereka.
Baca juga: Mengenal Virus Oz dari Gigitan Kutu yang Sebabkan Kematian di Jepang