Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2023, 14:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa hewan memiliki rentang usia yang sangat panjang, ada yang mencapai puluhan hingga ratusan tahun.

Namun, ada juga hewan yang berumur pendek, salah satunya adalah gurita. Hewan pintar ini biasanya hanya hidup sekitar satu sampai dua tahun.

Gurita tergolong hewan semelparous, yang bereproduksi hanya sekali sebelum mereka mati. Dengan demikian, gurita betina akan mati setelah ia kawin dan bertelur.

Alasan induk gurita mati setelah bertelur

Setelah bertelur, induk gurita akan berhenti makan. Ia akan menjaga telurnya sampai menetas selagi perlahan-lahan mati karena kelaparan. Terkadang, gurita akan merobek kulitnya sendiri dan memakan ujung tentakelnya.

Baca juga: Bagaimana Cara Gurita Berubah Warna?

Sekarang, para ilmuwan telah menemukan alasan dibalik fenomena tragis ini. Dilansir dari Science Alert, ilmuwan mengatakan, perilaku ini ada hubungannya dengan kelenjar optik di antara mata gurita, kelenjar yang mirip dengan kelenjar pituitari pada manusia.

Pada tahun 1977, para peneliti mengangkat kelenjar tersebut dan menemukan bahwa naluri keibuan gurita menghilang; gurita meninggalkan telurnya, mulai makan lagi, dan hidup lebih lama.

Pematangan organ reproduksi tampaknya didorong oleh sekresi dari kelenjar optik. Sekresi yang sama ini mungkin menonaktifkan kelenjar pencernaan dan ludah, yang menyebabkan gurita mati kelaparan.

Dalam penelitian, ahli neurobiologi dari University of Chicago menggunakan alat pengurutan genetik untuk menggambarkan sinyal molekuler yang tepat yang dihasilkan oleh kelenjar optik gurita California betina (Octopus bimaculoides) setelah bereproduksi.

Baca juga: Gurita Ternyata Mampu Mengatur Ulang Otak untuk Beradaptasi

Mereka juga menggambarkan empat fase berbeda dari perilaku induk gurita yang dapat mereka hubungkan dengan sinyal-sinyal ini, yang menjelaskan bagaimana kelenjar optik mendorong kematiannya.

Fase pertama adalah betina dewasa yang belum kawin, aktif, pemburu yang gesit serta agresif, dan menghabiskan banyak waktu di luar sarangnya.

Fase kedua, tepat setelah bertelur, gurita akan mengawasi telurnya, membelainya dan meniupkan air. Pada fase ini, gurita tidak aktif keluar dan berburu, tetapi dia mungkin menjerat kepiting sesekali yang berjalan terlalu dekat.

Pada fase ketiga, gurita berhenti makan sama sekali hingga tubuhnya lebih lesu. Fase ini berlangsung 8 hingga 10 hari.

Akhirnya, pada fase keempat, gurita menjadi gelisah. Para peneliti mengamati gurita membanting diri mereka, membuat diri mereka sendiri compang-camping, kusut, dan tentakel mereka menjadi pucat dan kurus, sebelum mati tak lama setelah telur menetas.

Baca juga: Apakah Gurita Bisa Mengalami Mimpi Buruk?

Analisis kelenjar optik gurita

Para peneliti mengumpulkan kelenjar optik dari gurita di masing-masing dari empat tahap ini dan mengurutkan RNA untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Sebelum kawin, gurita menghasilkan neuropeptida tingkat tinggi, molekul mirip protein kecil yang telah dikaitkan dengan perilaku makan pada banyak hewan. 

Setelah kawin, produksi neuropeptida pun menurun drastis. Saat itu, gurita menunjukkan peningkatan produksi katekolamin, steroid yang mengatur metabolisme kolesterol dan faktor seperti insulin.

Temuan ini menunjukkan bahwa kelenjar optik tidak hanya menghasilkan satu hormon untuk mengatur reproduksi, tetapi menggunakan beberapa jalur sinyal, mungkin untuk menjaga induk gurita mengawasi telur-telurnya.

Baca juga: Mengenal Gurita Cincin Biru, Hewan Paling Beracun di Bumi

Bagaimana jalur ini terjadi masih merupakan teka-teki yang harus dipecahkan; apakah neurotransmiter yang bekerja setelah kawin menargetkan jaringan reproduksi yang mempromosikan naluri keibuan atau mematikan fungsi pencernaan untuk membuatnya lebih dekat dengan telurnya tidak diketahui.

Selain itu, yang juga belum diketahui adalah mengapa gurita jantan cenderung mati segera setelah kawin, meskipun mereka tidak memiliki kewajiban yang sama seperti betina untuk merawat telurnya. Jadi, masih ada banyak misteri yang harus diungkap jika membicarakan reproduksi gurita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com