Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Pelurus Rambut Kimia Bisa Sebabkan Kanker Rahim

Kompas.com - 19/10/2022, 19:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaan produk pelurusan rambut kimiawi, ternyata punya dampak pada kesehatan seseorang.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan, pelurus rambut kimia bisa jadi penyebab meningkatnya pasien kanker rahim yang langka dan agresif.

Selama hampir 11 tahun, peneliti dari National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS) memantau 33.947 orang dewasa dengan rahim yang terlibat dalam studi. Dan dalam kurun waktu itu, peneliti menemukan 378 kasus kanker rahim telah diidentifikasi.

Baca juga: Mengandung Bahan Kimia Berbahaya, Ini Efek Sampo Palsu pada Kulit

Mengutip Science Alert, Rabu (19/10/2022) dalam studinya peneliti mengungkap, mereka yang telah menggunakan produk pelurus rambut kimia lebih dari empat kali dalam 12 bulan sebelum disurvei, 155 persen lebih mungkin untuk didiagnosis menderita kanker rahim dibandingkan dengan mereka yang tak pernah melakukan perawatan pelurusan.

Sebagai gambaran, mereka yang tak pernah menggunakan produk pelurus rambut akan memiliki peluang 1,64 persen untuk terdiagnosis kanker rahim saat berusia 70 tahun.

Angka itu merangkak naik hingga 4,05 persen pada orang yang sering meluruskan rambut mereka secara kimiawi. Meski risiko terhitung masih kecil, ada peningkatan yang signifikan.

Sementara itu, pewarna rambut tak terkait dengan kanker rahim.

"Temuan ini adalah bukti epidemiologis pertama tentang hubungan antara penggunaan produk pelurus rambut dan kanker rahim," tulis para peneliti di NIEHS.

Hasil mengkhawatirkan lainnya adalah penggunaan bahan kimia secara luas dapat menganggu sistem endokrin.

Kelebihan hormon estrogen dan progesteron juga telah dikaitkan dengan kanker rahim. Produk rambut disebut dapat meniru hormon alami tersebut dan mengikat reseptornya.

Pada tahun 2018, peneliti menemukan bahan kimia pengganggu endokrin dalam 18 produk rambut yang diuji. Produk tersebut mengandung 84 persen bahan kimia yang tak tercantum pada label.

Sementara itu, 11 produk rambut di antaranya juga mengandung bahan kimia yang dilarang menurut Pedoman Kosmetik Uni Eropa atau diatur berdasarkan undang-undang California.

Beberapa penelitian lain turut mendukung studi terbaru ini. Pada tahun 2019 misalnya, penelitian yang didanai oleh NIH, menemukan pewarna rambut permanen dan bahan kimia pelurus rambut juga dikaitkan dengan risiko kanker payudara yang lebih tinggi.

Baca juga: Penderita Kanker di Bawah Usia 50 Tahun Meningkat Secara Global

Sedangkan pada tahun 2021, studi lanjutan menemukan pewarna rambut permanen dan bahan kimia pelurus juga terkait dengan kanker ovarium yang lebih tinggi.

Lebih lanjut, studi terbaru ini tak mengidentifikasi perbedaan antara kelompok ras dan etnis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com