Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Berlian Heksagonal Misterius, Berasal dari Planet Lain

Kompas.com - 13/09/2022, 20:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim peneliti menemukan berlian misterius heksagonal. Berlian itu disebut misterius karena tidak terbentuk secara alami di Bumi melainkan ditemukan di empat meteorit di barat laut Afrika.

"Temuan yang sangat menakjubkan karena ada beberapa orang di lapangan yang meragukan apakah materi ini benar-benar ada," kata Alan Salek dari RMIT University, Melbourne, Australia yang meurpakan bagian tim penemu berlian.

Dikutip dari New Scientist, Selasa (13/9/2022) berlian heksagonal sebenarnya seperti berlian biasa yang terbuat dari karbon. Akan tetapi atomnya tersusun dalam struktur heksagonal, bukan kubik.

Berlian heksagonal atau yang dikenal sebagai lonsdaleite pertama kali dilaporkan ditemukan dalam meteorit di Amerika Serikat dan India pada 1960-an.

Namun kristal yang ditemukan pada saat itu sangat kecil, hanya berukuran nanometer. Sehingga sulit untuk memastikan apakah itu benar-benar berlian heksagonal.

Baca juga: Berlian Hitam dari Luar Angkasa Ini Akan Dilelang, Berlian Apa Itu?

Untuk menemukan kristal yang lebih besar yang menunjukkan bahwa itu merupakan berlian heksagonal, peneliti kemudian menggunakan mikroskop elektron yang kuat untuk mengintip 18 sampel meteorit. Satu dari Australia dan sisanya dari Afrika barat laut.

Hasilnya peneliti menemukan berlian heksagonal di empat meterorit Afrika.

Beberapa kristal berukuran hingga satu mikrometer atau sekitar 1000 kali lebih besar dari penemuan sebelumnya.

Ini memungkinkan tim untuk mengkonfirmasi struktur heksagonal yang tak biasa.

"Ini adalah penemuan (berlian heksagonal) penting karena sekarang kita memiliki kristal yang lebih besar, kita bisa mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana mereka terbentuk dan mungkin meniru proses itu di lab," kata Salek.

Berdasarkan komposisi kimia meteorit yang membawa berlian ini ke Bumi, berlian heksagonal misterius ini tampaknya telah terbentuk di dalam planet kerdil.

Baca juga: Temuan Berlian di Mantel Bumi Ungkap Mineral Baru yang Belum Pernah Terlihat Sebelumnya

Analisis tim menunjukkan kristal diciptakan oleh reaksi antara grafit dan cairan supercritical hidrogen, metana, oksigen, dan bahan kimia belerang yang mungkin terbentuk ketika sebuah asteroid menabrak planet kerdil dan pecah yang akhirnya jatuh ke Bumi.

"Ketika planet kerdil pecah, itu melepaskan tekanan dan penurunan tekanan yang dikombinasikan dengan suhu tinggi, menyebabkan pelepasan cairan supercritical tersebut," papar Andy Tomkins, dari Monash University, Melbourne yang memimpin penelitian ini.

Proses itu mirip dengan proses di mana berlian biasa dibuat di laboratorium dengan memanaskan grafit dengan gas seperti hidrogen dan metana.

Temuan ini pun akhirnya menunjukkan pula bahwa beberapa penyesuaian di laboratorium dapat menghasilkan berlian heksagonal.

Baca juga: Ilmuwan: Planet Berlian Mungkin Saja Ada di Antara Exoplanet Galaksi Ini

Berlian heksagonal diperkirakan sekitar 60 persen lebih keras daripada berlian biasa berdasarkan strukturnya.

Materi yang lebih keras itu dapat memberikan keuntungan tersendiri jika dapat dibuat secara sintetis karena bila diaplikasikan di bidang industri.

Misalnya dapat digunakan untuk membuat mata gergaji yang sangat keras atau bagian mesin lainnya.

Studi temuan berlian heksagonal misterius ini telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Baca juga: Mewah, Ilmuwan Bikin Perban Luka Bertabur Berlian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com