Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DBD Banyak Serang Anak-anak hingga Remaja, Kenali Fase Penyakitnya

Kompas.com - 17/06/2022, 09:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), mengungkapkan kelompok yang paling banyak terkena demam berdarah dengue (DBD) adalah anak-anak dan remaja.

Hal itu didapatkan dari studi seroprevalensi yang dilakukan ITAGI, terhadap 1.800 anak usia satu sampai 18 tahun di 14 provinsi.

Hasilnya menunjukkan, bahwa banyak kasus DBD di Indonesia yang diidap anak di bawah usia sembilan tahun.

"Anak yang umur satu tahun saja, 25 persen sudah positif, sudah pernah (terkena DBD). Berarti ini sangat-sangat endemis, kita katakan hiperendemis," papar Sri dalam temu media memperingati ASEAN Dengue Day (ADD), Rabu (15/6/2022).

Seperti yang diketahui, DBD disebabkan oleh virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegypti melalui gigitan pada manusia.

Sri juga menyebut sebanyak 50 persen anak usia lima tahun dilaporkan telah terinfeksi virus dengue, dan usia 18 tahun mencapai 90 persen.

Baca juga: Waspadai DBD pada Anak, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Oleh sebab itu, lanjut Sri, penting bagi masyarakat terutama orangtua mengetahui gejala DBD yang banyak menyerang kelompok anak-anak dan remaja ini.

Prof Sri membeberkan, penyakit DBD memiliki tiga fase dari mulai fase demam, kritis, hingga fase pemulihan. Berikut penjelasan fase DBD pada pasien setelah terinfeksi virus dengue:

Fase demam DBD

Orangtua diimbau waspada fase DBD yang umumnya, pasien akan merasakan demam tinggi selama satu sampai tiga hari. Fase demam berdarah pada pasien DBD ini sangat khas, dan bisa terjadi secara mendadak.

"Ini yang sangat-sangat harus kita observasi di sini. Demam apa ini, apakah demam flu, demam nyeri tenggorokan, demam Covid, (karena) demam dengue hampir sama pada awalnya," imbuhnya.

Meski begitu, demam akibat infeksi dengue dapat disertai dengan gejala lain termasuk:

  • Nyeri kepala
  • Perdarahan, mimisan, gusi berdarah
  • Nyeri otot dan sendi
  • Muntah
  • Diare
  • Ruam kulit

"Kalau ini tidak kita atasi, tidak diberikan suportif terapi karena memang virus ini belum ada obatnya, masuklah ke dalam fase kritis itu hari-hari keempat sampai ketujuh," kata Sri menjelaskan fase demam yang harus diwaspadai orangtua saat anak mengalami gejala DBD.

Baca juga: Kemenkes Sebut Maret Puncak DBD, Waspadai Gejalanya pada Anak-anak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com