Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/03/2022, 13:31 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Dicintai dan dikasihi seseorang dapat menimbulkan perasaan bahagia dan nyaman.

Namun, bagi beberapa orang, perasaan dicintai adalah delusi, pikiran yang tidak nyata.

Seseorang yang memiliki keyakinan bahwa orang lain jatuh cinta padanya meskipun ada bukti yang jelas menentangnya disebut erotomania.

Objek delusi tersebut biasanya adalah seorang selebriti atau orang dengan status sosial yang lebih tinggi. 

Apa itu erotomania?

Dilansir dari Medical News Today, erotomania adalah keyakinan delusi bahwa seseorang jatuh cinta dengan individu yang terkenal, meskipun ada bukti yang bertentangan.

Baca juga: Psikologi Warna, dari Mood hingga Strategi Marketing

Erotomania juga disebut sindrom De Clerambault. Istilah ini mengikuti nama psikiater Prancis yang pertama kali mendefinisikannya sebagai gangguan yang berbeda pada tahun 1921. 

Erotomania merupakan bentuk yang tidak biasa dari delusi paranoid. Orang yang terpengaruh sangat percaya bahwa ada orang lain jatuh cinta padanya.

Waham ini tetap bertahan dan berkembang meski ada bukti yang jelas sebaliknya. 

Kondisi ini jarang terjadi dan erotomania lebih sering menyerang perempuan.

Erotomania dapat dimulai secara tiba-tiba dengan gejala yang seringkali berlangsung lama. 

Baca juga: Psikologi Jelaskan Penyebab Masyarakat Tak Patuh Protokol Corona Covid-19

Erotomania sering dikaitkan dengan gangguan kejiwaan lainnya, tetapi juga dapat terjadi dengan sendirinya.

Penyebab erotomania

Erotomania mungkin merupakan gejala penyakit kejiwaan, termasuk skizofrenia, gangguan skizoafektif, gangguan depresi mayor dengan ciri psikotik, gangguan bipolar, atau penyakit Alzheimer.

Laporan kasus menunjukkan, media sosial dapat memperburuk atau bahkan memicu keyakinan delusi yang terkait dengan erotomania.

Pasalnya, media sosial menghilangkan sekat antara orang-orang yang tidak dikenal sehingga dapat dengan mudah digunakan untuk mengamati, menghubungi, menguntit, dan bahkan melecehkan orang-orang yang sebelumnya tidak dapat diakses sama sekali. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa delusi dapat berkembang sebagai cara untuk mengelola stres atau trauma yang ekstrem. 

Baca juga: Percaya Ramalan Zodiak? Teori Psikologi Beberkan Faktanya

Selain itu, genetika juga dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan delusi.

Gejala erotomania

Dilansir dari WebMD, tanda erotomania yang paling jelas adalah keyakinan yang salah bahwa seseorang memiliki perasaan terhadapnya. 

Ini mungkin membantu meningkatkan suasana hati dan harga diri. 

Tetapi, pikiran ini mungkin akan menyebabkan amarah jika seseorang memberi tahu bahwa itu tidak benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com