Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamur Beracun Dapat Berkontribusi pada Penyakit Iritasi Usus

Kompas.com - 19/03/2022, 11:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa jenis jamur beracun dalam usus manusia dapat menghasilkan racun yang dapat berkontribusi pada penyakit iritasi usus atau inflammatory bowel disease (IBD).

Strain jamur Candida albicans yang sangat merusak biasanya tidak menjadi masalah ketika jumlahnya tetap seimbang, tapi dalam usus penderita IBD, jamur tampak berkembang biak, memicu peradangan.

Dilansir dari Science Alert, Jumat (18/3/2022), penelitian difokuskan pada bentuk IBD yang dikenal sebagai kolitis ulserativa (UC), yang ditandai dengan peradangan dan ulserasi yang sering pada lapisan di usus besar. Di bagian usus ini, jamur juga sangat melimpah dan beragam.

Ketika para ilmuwan membandingkan sebanyak 40 pasien UC dengan 38 kontrol yang tidak memiliki IBD, ditemukan bahwa strain Candida albicans lebih banyak terdapat pada usus penderita UC.

Semakin parah kasusnya, semakin besar kemungkinan pasien menunjukkan kelimpahan jamur yang lebih tinggi di usus besarnya.

Untuk menguji bagaimana strain ini berdampak pada peradangan, para peneliti beralih ke model tikus.

Pada tikus tanpa peradangan usus besar, strain jamur yang diidentifikasi pada manusia tidak berkembang biak. Tapi, pada tikus dengan peradangan usus besar, meniru UC, jamur melakukannya.

Baca juga: Mengapa Ada Jamur yang Beracun dan yang Tidak?

Melihat lebih dekat, para peneliti menyadari beberapa strain jamur beracun memproduksi racun kuat yang disebut candidalysin, yang dapat merusak sel-sel kekebalan dan memicu peradangan lebih lanjut.

Bahkan ketika tikus yang paling sakit diberi steroid resep umum untuk UC, jenis jamur usus yang sangat merusak terus mengeluarkan racun, yang dapat menjelaskan mengapa perawatan penyakit iritasi usus saat ini sering gagal mengatasi gejala.

"Temuan kami menunjukkan bahwa strain C. albicans tidak menyebabkan peradangan usus spontan pada inang dengan kekebalan utuh," kata Iliyan Iliev dari Weill Cornell Medicine di Cornell University di Amerika Serikat.

"Tapi, jamur tersebut berkembang di usus ketika ada peradangan dan bisa menjadi faktor yang memengaruhi respons terhadap terapi pada model kami dan mungkin pada pasien," lanjut dia.

Dengan kata lain, bagi kebanyakan orang, strain C. albicans tidak menjadi masalah. Bahkan jamur beracun yang dapat merusak sel juga dapat membantu sistem kekebalan tubuh.

Baca juga: 7 Jamur Paling Beracun di Dunia yang Bisa Sebabkan Kematian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com