Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti AS Ciptakan Tes Darah untuk Deteksi Depresi

Kompas.com - 15/12/2021, 19:00 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Al Jazeera

KOMPAS.com - Para peneliti dari Fakultas Kedokteran di Universitas Indiana Amerika Serikat mengembangkan tes darah untuk mendiagnosis kesehatan mental seseorang.

Mereka menyebut bahwa tes biologis pskiatri yang diluncurkan pada April lalu itu mungkin dapat membantu menjelaskan variabel yang dibutuhkan.

"Penelitian kami menunjukkan, sangat mungkin untuk menggunakan tes darah untuk (diagnosis) depresi dan gangguan bipolar, yang secara klinis dapat membedakan antara keduanya, dan mengarahkan pasien kepada obat yang tepat," ujar psikiater dan ahli genetika sekaligus pemimpin studi, Dr Alexander Niculescu.

"Ini menghindari percobaan dan kesalahan selama bertahun-tahun, rawat inap, dan efek samping. Karena ini adalah gangguan yang sangat umum, kami pikir kami dapat melakukan banyak hal baik dengan ini dan pengujian serta aplikasi lain yang telah kami kembangkan," lanjutnya.

Baca juga: Depresi Bisa Memicu Bunuh Diri, Waspadai Gejalanya

Dilansir dari Al Jazeera, Senin (29/11/2021); tim peneliti berkata bahwa tes darah ini menggunakan RNA dan menawarkan harapan baru bagi orang-orang dengan gangguan kesehatan mental seperti depresi atau bipolar hanya dengan tes darah.

Dokter Niculescu mengaku, untuk mengembangkan alat tes tersebut, para peneliti menggunakan data penelitian 15 tahun sebelumnya terkait hubungan psikiatri dengan biomarker gen darah berbentuk RNA, DNA, protein, atau molekul lainnya.

“Misalnya, ketika Anda stres atau depresi, ada mekanisme psiko-neurologis, hormon, dan hal-hal lain yang dilepaskan yang memengaruhi darah dan sistem kekebalan Anda,” paparnya.

Proses penelitian alat tes darah

Penelitian ini memiliki jalan yang cukup panjang. Para peneliti harus mengidentifikasi daftar biomarker RNA yang dapat melacak kondisi suasana hati seseorang selama periode waktu tertentu.

Baca juga: Kali Pertama, Implan Otak Berhasil Atasi Depresi Resisten

Dr Niculescu memaparkan bahwa dengan temuan alat ini, dokter bisa mengirim pasien ke laboratorium untuk pemeriksaan darah yang dapat menunjukkan penyebab gejala depresi sama seperti penyakit fisik.

“Tergantung pada biomarker (RNA) mana yang diubah pada (pasien), kami memiliki daftar obat yang diberi peringkat berdasarkan seberapa cocok mereka dengan profil biologis (pasien),” imbuhnya.

Para peneliti mengungkapkan bahwa tes darah ini juga bisa menjadi cara untuk mengurangi stigma yang melekat pada pasien dengan gangguan kesehatan mental.

Di sisi lain, petugas program di National Institute of Mental Health (NIMH) di Amerika Serikat, Alexander Talkovsky menuturkan bahwa penelitian ini masih perlu dikaji lebih dalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com