Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/08/2021, 17:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Minum terlalu banyak air bisa saja terjadi, biasanya sebagai akibat dari aktivitas olahraga yang tinggi atau latihan intensif.

Overhidrasi dapat menyebabkan keracunan air. Ini terjadi ketika jumlah garam dan elektrolit lain dalam tubuh menjadi terlalu encer.

Ketika kadar natrium turun karena minum terlalu banyak air, cairan akan mengalir dari luar ke dalam sel dan menyebabkan pembengkakan.

Jika pembengkakan tersebut terjadi pada sel-sel otak, kondisi ini bisa berakibat fatal dan bahkan mengancam nyawa.

Dilansir dari Medical News Today, ketika seseorang minum terlalu banyak air dan otak mereka mulai membengkak, tekanan di dalam tengkorak akan meningkat.

Baca juga: Pantulan Cahaya di Kutub Selatan Mars Bukan Air, Kemungkinan Lempung

Ini menyebabkan gejala pertama keracunan air yang meliputi sakit kepala, mual, dan muntah.

Kasus keracunan air dapat berlanjut ke tahap yang parah dan mengakibatkan gejala yang lebih serius, seperti kelemahan otot atau kram, tekanan darah meningkat, kebingungan, tidak mampu mengidentifikasi informasi sensorik, dan sulit bernapas.

Selain itu, penumpukan cairan di otak, yang disebut edem serebral, memengaruhi batang otak dan menyebabkan disfungsi sistem saraf pusat.

Untuk menghindari kondisi demikian, berapa asupan air yang dibutuhkan oleh tubuh?

Dilansir dari Healthline, The Institute of Medicine mengeluarkan pedoman untuk asupan air yang cukup. Mereka merekomendasikan agar orang dewasa yang sehat minum rata-rata 9-13 gelas air per hari.

Namun, penting diingat bahwa kebutuhan air dapat bervariasi, berdasarkan usia, jenis kelamin, cuaca, tingkat aktivitas, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Baca juga: 5 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Teh

Jadi, sebenarnya tidak ada aturan pasti mengenai jumlah asupan air per hari. Cuaca panas yang ekstrem, aktivitas yang tinggi, dan penyakit dengan demam membutuhkan lebih banyak asupan cairan.

Pada orang yang sehat, urin dapat dijadikan indikator yang baik untuk melihat kondisi hidrasi tubuh.

Urin yang berwarna kuning pucat menandakan hidrasi yang baik. Sementara itu, urin berwarna gelap berarti tubuh membutuhkan lebih banyak cairan dan urin tidak berwarna menandakan dehidrasi.

Hal lain yang perlu diperhatikan untuk menghindari overhidrasi adalah waktu minum air.

Menurut sebuah studi tahun 2013, ginjal dapat mengeluarkan 20-28 liter air per hari, tetapi mereka tidak bisa mengeluarkan lebih dari 0,8-1 liter air setiap jam.

Oleh sebab itu, penting untuk menjaga asupan air agar tidak melebihi kemampuan ginjal mengeluarkan cairan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com