Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Penyebab Munculnya Rasa Sakit Saat Berhubungan Seks

Kompas.com - 19/03/2021, 19:31 WIB
Dea Syifa Ananda,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Bagi beberapa wanita hubungan seks terasa menyakitkan. Dalam istilah medis, kasus ini dinamakan Dispareunia yang merujuk pada hubungan seksual yang menyakitkan.

Ini mengacu pada rasa sakit yang bisa dirasakan sebelum, selama, dan setelah berhubungan seks. Rasa sakit bisa terjadi di mana saja di area genital Anda.

Kendati demikian, mengapa hal ini terjadi dan apa penyebabnya?

Baca juga: Alergi Air Mani, Wanita Ini Kesulitan Bernapas Setelah Hubungan Seks

Dalam kasus ini, banyak wanita dengan beberapa gejala melaporkan rasa sakit yang terjadi seperti di dalam dan sekitar vulva, yaitu bagian depan yang paling terbuka dari vagina, di perineum  yang merupakan area halus jaringan lunak antara vagina, dan anus hingga dalam vagina itu sendiri.

Beberapa wanita melaporkan juga merasakan sakit di punggung bawah, area panggul, rahim, atau bahkan kandung kemih. Rasa sakit ini membuat hubungan seksual sulit dinikmati.

Dilansir Healthline, Jumat (17/4/2020) faktanya sebuah penelitian internasional menemukan, karena rasa sakit ini beberapa wanita akan menghindari seks sama sekali.

Penyebab rasa sakit ketika berhubungan seks

1. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah masalah kulit yang dapat menyebabkan robekan atau retakan pada kulit halus vulva Anda.

Ini membuat seks sangat menyakitkan. Ini sering terjadi ketika wanita memiliki reaksi alergi terhadap sabun wangi, pelumas, kondom, atau douche.

2. Endometriosis

Endometriosis terjadi ketika jaringan yang biasanya melapisi bagian dalam rahim Anda ditemukan di bagian lain tubuh Anda, biasanya daerah panggul.

Gejala dapat muncul sedemikian rupa sehingga sulit untuk mendiagnosis kondisi tersebut.

Gejala dapat berupa sakit perut, diare atau sembelit, nyeri tubuh bagian atas, buang air kecil berlebihan, atau sensasi menusuk yang menyakitkan.

Serangkaian gejala ini juga tak jarang disalahartikan sebagai kondisi lain, seperti radang usus buntu, sindrom iritasi usus besar, penyakit mental, atau kista ovarium.

Baca juga: Bolehkah Berhubungan Seks Saat Pandemi Corona? Ini yang Harus Anda Tahu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com