KOMPAS.com - Disfungsi ereksi (DE) adalah ketidakmampuan untuk ereksi atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk melakukan hubungan seksual. Disfungsi ereksi dikenal juga dengan istilah impotensi.
Banyak orang cenderung menghindari pembahasan disfungsi ereksi, padahal sebenarnya ini masalah umum yang dialami para pria.
Seperti yang telah diketahui, disfungsi ereksi bisa disebabkan oleh stres dan efek dari berbagai penyakit, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan sebagainya.
Baca juga: Pria Terinfeksi Covid-19 Berisiko Alami Disfungsi Ereksi, Kok Bisa?
Namun rupanya, selain hal tersebut, pola makan juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi.
Ahli urologi James Ulchaker, MD mengatakan, pola makan dapat memengaruhi fungsi ereksi dengan berbagai cara.
“Apa yang Anda minum umumnya lebih penting daripada apa yang Anda makan. Konsumsi alkohol adalah salah satu hal utama yang memengaruhi ereksi," kata Ulchaker.
Terlalu banyak minum alkohol dapat menyebabkan gangguan fungsi seksual. Sebab itu, pria yang memiliki riwayat peminum berat atau ketergantungan alkohol lebih cenderung mengalami masalah jangka panjang dengan fungsi seksual. Itu termasuk disfungsi ereksi, hasrat seksual rendah, dan ejakulasi dini.
Jika Anda berpikir pil biru dapat menyelamatkan kondisi Anda, sayangnya tidak demikian.
Pasalnya, obat resep yang digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi tidak akan bekerja dengan baik pada saat perut kenyang atau saat Anda sedang minum alkohol.
Baca juga: 6 Cara Alami Atasi Disfungsi Ereksi
Tidak ada makanan ajaib yang secara ajaib dapat mencegah disfungsi ereksi. Tetapi, menurut Ulchaker, pola makan yang sehat secara keseluruhan dapat menurunkan risiko disfungsi ereksi.
Diet tinggi lemak jenuh dikaitkan dengan penyakit jantung - dan pria dengan penyakit jantung lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi.
“Diet tinggi lemak dapat menyebabkan penyumbatan di arteri koroner dan menurunkan ukuran arteri yang memasok aliran darah ke penis,” jelas Dr. Ulchaker.
Di sisi lain, penelitian telah menunjukkan, para pria yang menerapkan diet Mediterania lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan disfungsi ereksi.
Diet Mediterania dipenuhi asupan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan ikan, serta rendah asupan daging merah dan produk susu berlemak.
Beberapa penelitian juga menunjukkan, bahwa diet kaya flavonoid dapat mengurangi kemungkinan masalah penis.
Flavonoid adalah senyawa antioksidan yang ditemukan dalam makanan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan teh. Mereka terkait dengan berbagai macam manfaat kesehatan - termasuk manfaat seksual.