Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Roket China Jatuh di Kalteng, Kenapa Lapan Tak Beri Peringatan?

Kompas.com - 07/01/2021, 16:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Benda buatan manusia berukuran sekitar 3x4 meter jatuh di perairan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Selasa (5/1/2021).

Setelah diselidiki, benda tersebut merupakan sampah antariksa yang berhubungan dengan roket Chang Zheng (Long March) milik China yang digunakan untuk meluncurkan satelit Beidou 3-IGSO-3 pada 4 November 2019.

"Berdasarkan hasil temuan di lapangan, di bagian badan serpihan benda tersebut terdapat logo dan tulisan CNSA (China National Space Administration) yaitu Badan Antariksa Nasional Republik Rakyat Tiongkok yang bertanggung jawab untuk program ruang angkasa," kata Humas Polda Kalimantan Tengah Kombes Pol Hendra Rochmawan, Rabu (6/1/2021).

Mengutip Antara, Rabu (6/1/2021), benda yang ditemukan seorang warga bernama Arfandi itu berbentuk setengah tabung dengan panjang kurang lebih sekitar delapan meter dan berdiameter sekitar lima meter.

Baca juga: Puing Falcon 9 di Sumenep adalah Sampah Antariksa Terbesar yang Jatuh di Indonesia

Ini adalah benda buatan manusia karena terbuat dari fiber, hanecom aluminium atau sejenis plat aluminium.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, benda tersebut terindikasi sebagai sampah antariksa milik China.

"Indikasi kuat mengarah pada sampah antariksa bekas roket CZ-3B. Mungkin materialnya yang tahan panas. Ada bagian yang tampak terbakar, misalnya logo CNSA. Setidaknya belum ada argumentasi lain, selain sampah antariksa," kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/1/2021).

Kenapa tak ada peringatan?

Peneliti Lembaga penerbangan dan antariksa Nasional (Lapan), Rhorom Priyatikanto mengatakan, jika memang benar dugaan benda tersebut adalah bagian roket Long March yang diluncurkan November 2019, objek itu sebenarnya sudah terdeteksi dan terus dipantau orbitnya hingga awal Januari 2021.

"Objek tersebut tercatat dengan nomor 44710 dalam katalog NORAD (North American Aerospace Defense Command)," kata Rhorom kepada Kompas.com, Kamis (7/1/2021).

Dia menjelaskan, hampir semua objek dalam katalog NORAD terbuka untuk publik dalam rangka meningkatkan Space Situational Awareness.

"LAPAN mengoperasikan sistem pemantauan http://orbit.sains.lapan.go.id dan sistem tersebut mendeteksi adanya CZ-3B yang melintas di atas laut Jawa pada tanggal 4 Januari 2021 sekitar pukul 14.00 WIB," imbuh dia.

Logo CNSA yang tampak terbakar di salau satu sisi segmen kulit tabung yang ditemukan.dok. Polres Kotawaringin Barat via Lapan Logo CNSA yang tampak terbakar di salau satu sisi segmen kulit tabung yang ditemukan.

Namun diakui Rhorom, sistem yang dimiliki Lapan belum dapat memperhitungkan risiko dan bahaya secara akurat.

Sehingga saat Lapan mendeteksi benda tersebut melintasi Indonesia pada Senin (4/1/2021), Lapan tidak dapat memastikan dan tidak dapat mengeluarkan peringatan risiko kepada masyarakat.

"Namun, sistem kami belum mengetahui ukuran dan massa dari objek tersebut sehingga perhitungan risiko bahaya pun belum dapat dilakukan secara akurat," ungkapnya.

Dia melanjutkan, biasanya ada peringatan dari negara pemilik bila terdapat bekas satelit atau sampah antariksa berukuran dan bermassa besar yang akan jatuh dan berpotensi bahaya (misalnya dengan potensi korban jiwa 1:10000 atau lebih).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com