Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tes Covid-19 GeNose, Ahli Kritisi Timeline Harus Jelas

Kompas.com - 27/12/2020, 16:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Alat pendeteksi virus corona SARS-CoV-2 bernama GeNose buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) mendapat izin edar Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Menurut laman resmi UGM, izin edar tersebut diberikan Kemenkes pada Kamis, 24 Desember 2020.

Sementara itu, biaya tes GeNose dipatok harga Rp 15-25 ribu dengan hasil tes yang dapat diketahui hanya dalam 2 menit dan tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya.

GeNose telah melalui uji profiling dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro, Yogyakarta.

Dari pengujian itu, diketahui tingkat akurasi GeNose mencapai 97 persen.

Baca juga: Hasil Keluar 2 Menit, Begini Cara Kerja Tes Covid-19 GeNose

Seperti diberitakan sebelumnya, alat GeNose disebut ahli menarik karena mendeteksi metabolit gas yang keluar saat seseorang bernapas. Ini bukan mendeteksi virus secara langsung.

Dikatakan ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo, dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI), tim UGM membaca dan membandingkan berapa banyak presentasi metabolit gas yang dikeluarkan saat bernapas.

Pasalnya, komposisi metabolit gas pada orang sehat dan orang yang terinfeksi virus berbeda. Alat ini juga dapat melihat seseorang sakit apa.

Kendati inovasi sangat menarik, Ahmad mengatakan ada yang perlu disoroti dalam penelitian GeNose, yakni soal timeline.

"Yang perlu kita soroti, (GeNose) ini kan sudah dapat emergency use authorization (EUA) dari Kemenkes. Nah, ketika sudah dapat izin edar, akan ada tantangan di lapangan nanti," kata Ahmad yang tidak terlibat dalam penelitian kepada Kompas.com.

"Ini itu timeline-nya seperti apa," ujarnya dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (27/12/2020).

Maksudnya timeline adalah kapan periode yang tepat menggunakan tes GeNose.

Sebagai contoh tes antigen dengan tes rapid antibodi.

Untuk pengendalian wabah, saat ini disarankan menggunakan tes antigen. Pasalnya, partikel virus berbahaya ketika jumlahnya tinggi, yang mana terjadi di infeksi awal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com