Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Terbaru, Covid-19 juga Sebabkan Gangguan Saraf

Kompas.com - 27/04/2020, 13:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Seiring bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19 di berbagai belahan dunia, muncul laporan-laporan dan perkembangan penyakit baru yang diakibatkan virus corona jenis SARS-CoV-2 ini.

Pemahaman awal, Covid-19 menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan terutama organ paru. Namun beberapa laporan menyebutkan, virus SARS-CoV-2 juga menyerang beberapa organ vital lainnya seperti jantung dan ginjal.

Laporan terbaru, Covid-19 juga menimbulkan gangguan saraf. Studi membuktikan lebih dari sepertiga pasien mengalami hal ini.

Baca juga: Laporan Terbaru, Virus Corona Juga Berpotensi Rusak Ginjal dan Jantung

Studi tersebut menyebutkan, pasien Covid-19 menderita apa yang disebut sebagai Guillain-Barre Syndrome. Ini adalah kondisi kelainan saraf di mana sistem imun merespon infeksi dan berakhir dengan menyerang sel-sel saraf.

Kondisi ini menyebabkan lemah otot dan paralysis.

Mengutip Science Alert, Senin (27/4/2020), studi lainnya menyebutkan beberapa pasien Covid-19 dalam kondisi parah mengalami encephalitis (inflamasi pada otak) juga stroke.

Studi yang dilakukan secara lebih besar di China dan Perancis juga menyebutkan prevalensi pasien Covid-19 yang mengalami gangguan saraf cukup tinggi, yaitu 36 persen.

Baca juga: Percobaan Klorokuin untuk Obat Corona Dihentikan, Hasilkan Kelainan Ritme Jantung

Kebanyakan, gejala yang timbul akibat gangguan saraf ini cukup ringan. Mulai dari sakit kepala dan pusing, yang diakibatkan oleh respon sistem imun.

Namun pada gejala yang lebih parah, pasien bisa mengalami kehilangan kemampuan mengendus atau mengecap, lemah otot, stroke, dan halusinasi.

Sekitar 48 hingga 84 persen pasien positif Covid-19 dengan kondisi parah mengalami gangguan saraf seperti ini.

Menembus blood-brain barrier

Para peneliti menyebutkan, virus SARS-CoV-2 mungkin menyebabkan gangguan saraf dengan cara menyerang langsung otak akibat respon sistem imun terhadap infeksi.

Hasil otopsi dari beberapa pasien, virus tersebut ditemukan pada bagian otak. Para dokter memperkirakan infeksi dari olfactory neurons pada hidung menyebabkan menyebarnya virus tersebut dari paru menuju otak.

Apalagi, sel-sel pada otak manusia memiliki ACE2 yang menjadi reseptor bagi virus SARS-CoV-2. Reseptor ini menjadi perantara bagi virus tersebut untuk masuk dan berkembangbiak dalam tubuh manusia.

Baca juga: Panic Buying karena Corona Berkaitan dengan Fungsi Otak, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ketika virus tersebut sudah mencapai otak, replikasinya akan menimbulkan gangguan saraf.

SARS-CoV-2 bukanlah satu-satunya virus yang juga menginfeksi otak. Influenza, campak, dan virus yang berkaitan dengan saluran pernapasan juga bisa menginfeksi bagian saraf pusat pada otak.

Virus corona lainnya seperti HCoV-OC43 juga terbukti bisa menginfeksi otak dan menimbulkan gangguan saraf. Virus musiman tersebut bisa menyebabkan encephalitis.

Kemudian, virus MERS dan SARS tahun 2003 juga terbukti menyebabkan gangguan saraf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com