Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesin Cuci di Rumah Berbau Tak Sedap? Mungkin Ini Penyebabnya

Kompas.com - 03/05/2024, 08:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sering digunakan untuk membersihkan pakaian, bau tidak sedap bisa muncul pada sebuah mesin cuci.

Bau pada mesin cuci Anda dapat berasal dari berbagai sumber, dan Anda biasanya dapat mengetahui akar masalahnya berdasarkan sifat baunya.

Dengan mengidentifikasi penyebab umum ini, Anda dapat mengatasi masalah ini dengan lebih efektif dan sehingga bisa digunakan kembali.

Berikut adalah beberapa penyebab paling umum yang membuat mesin cuci di rumah Anda mengeluarkan bau tak sedap.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Anda Harus Membeli Mesin Cuci Bukaan Atas

1. Pertumbuhan jamur dan lumut

Aroma apek dan lembab yang muncul sering kali menandakan adanya jamur atau lumut, yang tumbuh subur di dalam mesin cuci.

Hal ini sering terjadi terutama jika mesin cuci yang ada di rumah Ada dibiarkan tertutup ketika sedang digunakan.

2. Penumpukan bakteri

Pertumbuhan bakteri dapat menyebabkan bau asam atau seperti kotoran. Biasanya bakteri ini berasal dari sisa deterjen, pelembut kain, atau genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya mikroba.

Baca juga: Baru Menikah? Ini Kapasitas Mesin Cuci yang Cocok bagi Keluarga Anda

3. Residu deterjen dan pelembut pakaian

Penggunaan bahan tambahan cucian yang berlebihan atau salah dapat meninggalkan bau yang kuat seperti bahan kimia dari residu.

 

4. Masalah drainase

Adanya bau air yang tergenang dapat menunjukkan adanya masalah pada sistem drainase mesin cuci. Bila ada masalah di mesin, maka aliran air akan terhalang dan tidak bisa mengalir dengan baik.

5. Masalah pipa air

Bau telur busuk yang tercium dari dalam mesin cuci mungkin bukan berasal dari mesin cuci itu sendiri, namun bisa jadi disebabkan oleh masalah perpipaan.

Misalnya seperti masalah aliran balik atau gas yang terperangkap. Bau ini sering kali berasal dari gas hidrogen sulfida, produk sampingan dari penumpukan bakteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com