BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Astra Property

Bahaya Polusi Udara Mengintai, Tinggal di Hunian Berkelanjutan Bisa Jadi Pilihan

Kompas.com - 26/09/2023, 11:55 WIB
Anissa DW,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kualitas udara di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) memburuk dalam beberapa waktu terakhir.

Berdasarkan data IQAir pada Senin (11/9/2023) pukul 07.00 WIB, indeks kualitas udara di Jakarta sempat mencapai angka 157 yang masuk dalam kategori tidak sehat. Angka ini menempatkan Jakarta di peringkat kedua dalam urutan kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Sejumlah faktor pun diklaim menjadi penyebab buruknya kondisi tersebut, mulai dari kemarau panjang, emisi kendaraan bermotor, hingga emisi dari aktivitas industri di Jabodetabek.

Selain di luar ruangan, ternyata polusi udara juga bisa masuk dan mencemari udara di dalam ruangan, termasuk rumah. Polutan masuk lewat berbagai cara, mulai dari jendela rumah yang terbuka hingga menempel pada pakaian yang digunakan saat keluar rumah.

Baca juga: Pentingnya Punya Hunian dengan Kualitas Udara Baik di Perkotaan

Padahal, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (12/11/2021), secara umum, masyarakat menghabiskan 85-90 persen waktunya di dalam ruangan, termasuk rumah.

Apalagi, kualitas udara yang buruk di dalam ruangan diklaim jauh lebih berbahaya ketimbang di luar ruangan. Pasalnya, suhu yang panas, lembap, dan sirkulasi udara yang kurang baik di hunian bisa menjadi sumber banyak penyakit yang membahayakan penghuninya.

Hunian ramah lingkungan dan berkelanjutan semakin diminati

Kualitas udara perkotaan yang kian buruk serta peningkatan kesadaran akan kesehatan dan isu berkelanjutan membuat hunian ramah lingkungan semakin diminati. Sebab, hunian tipe ini dinilai bisa menjadi solusi tempat tinggal yang sehat di kawasan perkotaan.

Hasil riset Indonesia Property Market Outlook 2023 yang dirilis Rumah.com pada November 2022 menunjukkan tren peningkatan minat hunian ramah lingkungan.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa 95 persen responden setuju bahwa fitur ramah lingkungan pada hunian sangat penting. Bahkan, sebanyak 83 persen responden mengaku rela membayar harga lebih tinggi untuk rumah dengan fitur ramah lingkungan.

Sejumlah fitur pada hunian ramah lingkungan yang menarik bagi konsumen adalah penggunaan jendela berukuran besar pada hunian dan sistem ventilasi silang. Fitur ini bisa membuat sirkulasi udara menjadi lebih lancar sehingga kualitas udara di ruangan jadi lebih sehat.

Baca juga: Fitur Ramah Lingkungan Kini Jadi Pertimbangan dalam Membeli Rumah

Fitur tersebut juga dapat mengurangi penggunaan lampu pada siang hari sekaligus penyejuk ruangan. Dengan demikian, konsumsi listrik pun berkurang.

Selain fitur di huniannya, konsumen juga menginginkan kawasan residensial yang memiliki fasilitas umum dalam jarak dekat, seperti area terbuka hijau dan akses sarana transportasi umum.

Dengan begitu, konsumen bisa menerapkan gaya hidup berkelanjutan dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi.

Untuk diketahui, rumah ramah lingkungan sendiri merupakan wujud dari konsep rumah berkelanjutan. Diberitakan Antara.com, Selasa (22/3/2022), arsitek Mande Austriono menjelaskan rumah berkelanjutan merupakan konsep rumah yang hemat energi, sehat untuk lingkungan, menghargai lingkungan sekitar, dan nyaman untuk keluarga.

Menurut Mande, salah satu poin dari rumah berkelanjutan adalah rumah dirancang untuk mengurangi emisi gas, efek rumah kaca, hemat air dan energi, serta mengurangi limbah konstruksi dan masa pakai rumah.

Intinya, kata Mande, rumah berkelanjutan dibangun agar bisa bersahabat dengan alam dan tidak merusak lingkungan.

Diberitakan Kompas.com, Rabu (20/10/2021), terdapat beberapa cara untuk menciptakan hunian berkelanjutan, seperti menggunakan bahan bangunan ramah lingkungan, memilih perabot hemat energi, dan menerapkan insulasi rumah.

Hunian berkelanjutan di kawasan Tangerang

Tidak sulit sebenarnya menemukan hunian ramah lingkungan sekaligus berkelanjutan di Jabodetabek. Di Kabupaten Tangerang, Banten, misalnya, terdapat kawasan residensial berkelanjutan, Ammaia Ecoforest, yang merupakan proyek kolaboratif antara Astra Property melalui Astra Land Indonesia dan Hongkong Land.

Ammaia Ecoforest menawarkan konsep hunian hijau yang dikelilingi alam yang berlokasi di area Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten.dok. Ammaia Ecoforest Ammaia Ecoforest menawarkan konsep hunian hijau yang dikelilingi alam yang berlokasi di area Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten.

Hadir sebagai oase di area Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Ammaia Ecoforest menawarkan konsep hunian hijau yang dikelilingi alam. Hal ini sejalan dengan misi Astra Property untuk menciptakan hunian yang berkelanjutan melalui kreativitas dan upaya cerdas.

Ammaia Ecoforest mengusung fitur greenship neighbourhood yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu land ecological enhancement, movement and connectivity, water management and conservation, solid waste and material, community wellbeing strategy, building energy, serta innovation and future development.

Pada aspek land ecological enhancement, misalnya, kawasan Ammaia Ecoforest dilengkapi forest belt area seluas 5,4 hektare (ha) dengan panjang 1,49 km. Ruang terbuka hijau ini didesain untuk mengakomodasi aktivitas luar ruangan penghuni, seperti outdoor playground, taman bunga, area piknik, pesta barbeku, dan jalur pijat refleksi.

Kawasan Ammaia Ecoforest dilengkapi area Forest Belt seluas 5,4 hektare (ha) dengan panjang 1,49 km. dok. Ammaia Ecoforest Kawasan Ammaia Ecoforest dilengkapi area Forest Belt seluas 5,4 hektare (ha) dengan panjang 1,49 km.

Sementara itu, dari aspek movement and connectivity, kawasan Ammaia Ecoforest menyediakan aksesibilitas yang universal untuk semua kalangan, jalur pejalan kaki yang saling terhubung, area parkir kendaraan yang bisa digunakan seluruh penghuni, dan akses transportasi publik.

Kawasan tersebut juga dekat dengan Gerbang Tol Cikupa ruas Tol Jakarta-Merak. Ke depan, akses kawasan Ammaia juga akan terhubung dengan rencana Tol Lingkar Luar Jakarta 3 dan Tol Semanan-Balaraja.

Selain itu, kawasan Ammaia Ecoforest juga akan memiliki akses ke MRT Jakarta Fase III yang menghubungkan Cikarang, Bekasi, Balaraja, hingga Tangerang.

Masterplan kawasan Ammaia Ecoforest.dok. Ammaia Ecoforest Masterplan kawasan Ammaia Ecoforest.

Segala keunggulan yang ditawarkan itu membuat Ammaia Ecoforest meraih Sertifikasi Greenship Neighbourhood peringkat Gold untuk proyek skala kota dari Green Building Council Indonesia (GBCI).

Capaian itu pun semakin mengukuhkan Ammaia Ecoforest sebagai hunian yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berkelanjutan untuk mendukung kualitas hidup penghuninya.

Untuk informasi lebih lengkap mengenai hunian berkelanjutan Ammaia Ecoforest, silakan kunjungi tautan ini.

Baca tentang

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com