JAKARTA, KOMPAS.com - Divisi penelitian dan analisis dari perusahaan The Economist Group, Economist Intelligence Unit (EIU) baru saja merilis laporan mengenai kelayakan huni berbagai kota yang ada di dunia.
Dalam The Global Liveability Index 2023, EIU telah survei dilakukan ke 173 negara di dunia berdasarkan 5 indikator yakni stabilitas, kesehatan, budaya dan lingkungan, pendidikan serta infrastruktur.
Dari 173 negara tersebut, kota Damaskus, Suriah, berada di posisi paling bontot dengan indeks kelayakan hanya 30,7.
Rinciannya, stabilitas: 20,0 kesehatan: 29,2, budaya dan lingkungan: 40,5, pendidikan: 33,3 serta infrastruktur: 32,1.
Baca juga: Wina Kembali Jadi Kota Paling Layak Huni di Dunia, Bagaimana Jakarta?
Skor tersebut sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan Wina, yang dinobatkan sebagai kota paling layak huni di dunia, dengan nilai indeks 98,4.
Merosotnya kota bersejarah seperti Damaskus ke peringkat 173 tidak lain karena kota tersebut masih dilanda perang hebat.
Tidak ada yang perubahan signifikan di Damaskus meskipun sang presiden, Bashar al-Assad kembali ke politik regional.
Berdasarkan rilis dari Economist Intelligence Unit, berikut daftar 10 kota yang paling tidak layak huni tahun 2023.
Baca juga: Memanusiakan Manusia dengan Taman Kota
1. Douala, Kamerun (indeks kelayakan: 46,4)
Stabilitas: 60,0 Kesehatan: 29,2 Budaya dan lingkungan: 51,2 Pendidikan: 41,7 Infrastruktur: 42,9.
2. Kyiv, Ukraina (indeks kelayakan: 44.0)
Stabilitas: 40,0 Kesehatan: 41,7 Budaya dan lingkungan: 54,2 Pendidikan: 75,0 Infrastruktur: 23,3
3. Harare, Zimbabwe (indeks kelayakan: 43,8)
Stabilitas: 40,0 Kesehatan: 29,2 Budaya dan lingkungan: 56,7 Pendidikan: 66,7 Infrastruktur: 35,7 9.
4. Dhaka, Bangladesh (indeks kelayakan: 43,8)
Stabilitas: 50,0 Kesehatan: 41,7 Budaya dan lingkungan: 40,5 Pendidikan: 75,0 Infrastruktur: 26,8