Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/06/2023, 16:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) buka suara terkait isu skema Multi Lane Free Flow (MLFF) yang bakal merugikan Indonesia.

Sebelumnya dikabarkan bahwa Artificial Intelligence (AI) MLFF yang dikembangkan perusahaan berbasis di Hungaria itu, tidak sesuai Key Performances Indicator (KPI) dari pemerintah dan hanya bisa menangkap 80 persen kendaraan yang melintasi tol.

Sehingga sekitar 20 persen kendaraan lainnya tidak terbaca oleh sistem atau bisa dikatakan melintas secara gratis.

Direktur PT RITS, Gyula Orosz membantahnya, dan merupakan berita bohong. Dia memastikan tidak ada kebocoran reader system.

"Kami tidak tahu dari mana angka ini berasal," kata Gyula menjawab Kompas.com dalam media gathering PT RITS di Kantor Kedutaan Besar Hungaria di Jakarta, Kamis (15/6/2023).

Berdasarkan kontrak, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memiliki KPI yang sangat ketat dan harus terus dipertahankan.

Sehingga apabila PT RITS tidak mencapai KPI yang telah ditentukan, maka Pemerintah Indonesia juga tidak akan mengizinkan sistem MLFF terus dilanjutkan.

"Mereka (AI MLFF) sekarang jauh di atas KPI. Jadi kami tidak takut dengan kebocoran ini. Dan katakanlah 20 80 ini adalah berita bohong," tegasnya.

Baca juga: Sengkarut Masalah Internal di Balik Batalnya Uji Coba MLFF Jalan Tol

Sebelumnya, Mantan Direktur Utama PT RITS, Musfihin Dahlan memaparkan sederet masalah penyebab MLFF batal terlaksana pada pertengahan tahun ini. Salah satu di antaranya adalah teknologi MLFF yang malah merugikan negara.

Jelasnya, Hungaria bekerja dengan caranya sendiri yang seluruhnya dilakukan di sana, alias bukan dikerjakan di Indonesia.

Sehingga, PT RITS tidak bisa mengontrol secara langsung. Namun pada Februari 2023, pihak dari Hungaria hendak melakukan serah terima sistem yang telah dibuat dan juga disebut telah berfungsi penuh.

"Terus anak-anak teknis dari kami mengecek, AI kameranya sudah bisa atau belum, eh ternyata baru bisa menangkap plat nomor itu sekitar 80 persen, ini kan sudah diuji coba di Tol Jagorawi dan JORR S (ada peralatan gantry)," ujarnya ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (31/05/2023).

Dengan begitu, Musfihin tidak bisa menerima sistem tersebut. Karena tidak memenuhi KPI yang telah dijanjikan kepada Pemerintah Indonesia.

Baca juga: Ketika MLFF Hungaria Bermasalah, SLFF Jasa Marga Dipakai 13.000 Pengguna Aktif

"KPI itu kan pada dasarnya, dalam proposal kita berjanji bahwa seluruh pendapatan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang sekarang dengan tapping (e-toll) 100 persen akan sama (jika menggunakan MLFF), tapi setelah kita periksa ada kehilangan 20 persen," jelasnya.

Sebagai informasi, transaksi tol non-tunai nirsentuh tanpa setop atau MLFF berbasis Global Navigation Satellite System (GNSS) resmi diundur.

Salah satu milestone pengembangan teknologi transaksi di sektor infrastruktur jalan tol ini sebelumnya bakal diterapkan pertama kali di Jalan Tol Bali-Mandara pada 1 Juni 2023.

Sementara PT RITS selaku Badan Usaha Pelaksana (BUP) merupakan anak perusahan Roatex Ltd. Zrt. yang berasal dari Hungaria.

Saham PT RITS dimiliki 99 persen oleh Roatex Ltd. Zrt., dan sisanya atau 1 persen milik perseorangan yang juga berasal dari Hungaria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com