Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2023, 15:28 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ambisi besar Indonesia untuk mewujudkan Toll Road 4.0 alias jalan tol berbasis teknologi mutakhir yang diwujudkan dalam bentuk transaksi nirsentuh tanpa henti atau Multi Lane Free Flow (MLFF) terganjal masalah internal di tubuh Badan Usaha Pelaksana (BUP) PT Roatex Indonesia Toll System (RITS).

RITS merupakan entitas anak dari Roatex Ltd. Zrt. sebagai pemegang saham pengendali dengan porsi 99 persen, sementara satu persen saham lainnya milik perseorangan yang juga berasal dari Hungaria.

Kisruh internal ini, menurut eks Direktur Utama RITS Musfihin Dahlan, karena perbedaan visi yang dipicu oleh kurangnya performa keandalan teknologi kamera AI yang dibuat di Hungaria dan telah diujicoba di Tol Jagorawi dan JORR S.

"Kami mengecek, apakah kamera AI-nya sudah bisa atau belum, eh ternyata baru bisa menangkap plat nomor itu sekitar 80 persen, ini kan sudah diuji coba di Tol Jagorawi dan JORR S (ada peralatan gantry)," ungkap Musfihin kepada Kompas.com, Rabu (31/5/2023).

Baca juga: Sengkarut Masalah Internal di Balik Batalnya Uji Coba MLFF Jalan Tol

Tentu saja, Musfihin tidak bisa menerima sistem tersebut. Karena tidak memenuhi key performance indicator (KPI) yang telah dijanjikan kepada Pemerintah Indonesia.

"KPI itu kan pada dasarnya, dalam proposal kita berjanji bahwa seluruh pendapatan BUJT yang sekarang dengan tapping (e-toll) 100 persen akan sama (jika menggunakan MLFF), tapi setelah kita periksa ada kehilangan 20 persen," jelasnya.

Sementara RITS melalui Direktur PT Roatex Indonesia Gyula Orosz membantah pernyataan Musfihin. Dia mengeklaim penggunaan teknologi MLFF telah melewati proses adaptasi dengan lingkungan dan keadaan lokal Indonesia. "

Kami mempertimbangkan kondisi lokal, tetapi itu adalah salah satu masalah di mana ada beberapa individu yang tidak mau menerima pengalaman Hingaria dalam bidang ini, dan dalam teknologi ini," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (30/5/2023).

Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Musfihin Dahlan saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (30/5/2023). KOMPAS.com/Isna Rifka Sri Rahayu Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Musfihin Dahlan saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Mudah ditebak, dampak dari kisruh internal ini adalah ketidakpastian penerapan MLFF yang semula digadang-gadang bakal terlaksana mulai Desember 2023.

Padahal, menurut Eks Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, seluruh faktor, termasuk teknologinya sudah on the track, dan tinggal dilaksanakan.

"Waktu saya tinggal, semua sudah on track tinggal dipastikan semua tahapan dilaksanakan," cetus Danang kepada Kompas.com, Kamis (1/6/2023).

Pemerintah sendiri melalui Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara (Jubir) Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengaku telah mendapatkan informasi secara lisan dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) terkait kisruh internal tersebut.

Baca juga: Meski Roatex Dilanda Kisruh Internal, Pemerintah Pastikan MLFF tetap Berjalan

"Saya sudah dapat informasi lisan dari BPJT, kalau ada masalah internal. Kami berharap bisa segera diatasi dan kembali bisa bekerja sesuai rencana," tegas Endra kepada Kompas.com, Rabu (31/5/2023).

Endra menambahkan, sejauh ini tetap bekerja sesuai rencana dalam koridor kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Hungaria.

Terkait kemungkinan pemberlakuan MLFF secara Nasional akan mundur dari jadwal yang telah ditentukan pada Desember 2023, Endra mengatakan, akan mempelajari dulu penyesuaian rencana kerjanya ke depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com