Bisnis Makanan dan Minuman Dominasi Permintaan Ruang Ritel di Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis makanan dan minuman masih mendominasi permintaan ruang ritel di Jakarta pada kuartal 1 tahun 2023.

Dalam Jakarta Property Market Insight kuartal 1 tahun 2023 yang dirilis oleh Leads Property, dijelaskan permintaan ruang ritel pada periode ini cukup rendah.

“Permintaan selama kuartal 1 2023 ini sangat rendah karena hanya sekitar 6.419 meter persegi saja sehingga tingkat hunian secara rata-rata mencapai 90,1 persen,” jelas Associate Director, Research & Consultancy Department PT. Leads Property Services Indonesia, Martin Samuel Hutapea.

Baca juga: Habiskan Rp 9,5 Triliun, Miliarder Indonesia Beli Mal Mewah di Singapura

Dikatakan, kategori tenant makanan dan minuman mendominasi permintaan ruang ritel. Setelah itu, diikuti oleh tenant fashion dan aksesoris.

Selain itu, permintaan ruang retail lebih didominasi oleh ruang ritel berukuran kecil ketimbang anchor sehingga landlord (tuan tanah) harus lebih banyak mendapatkan tenant.

“Tenant yang tidak dapat mencetak profit tinggi secara konsisten akan menutup outlet dan digantikan dengan tenant lainnya lagi,” jelas Martin.

Pada kuartal 1 ini, menurut Martin, pasar ritel Jakarta belum terdapat tambahan pasokan baru di Jakarta sehingga pasokan kumulatif masih berada di angka 3,47 juta meter persegi.

Pusat perbelanjaan pada umumnya berlokasi di koridor komersial utama dan nilai lahannya sudah sangat mahal. Sementara harga sewa ruang ritel relatif tertekan setidaknya 5 tahun terakhir.

Baca juga: Pentingnya Meraih Loyalitas Pelanggan dalam Kesuksesan Ritel Mewah

“Saat ini, sudah banyak pusat perbelanjaan yang berdiri di Jakarta sehingga persaingan pun sengit. Ini yang mendorong beberapa landlord merenovasi kembali mall agar menjadi lebih menarik bagi konsumen,” tambah Martin.