"Brand" Asing Masih Ingin Berinvestasi di Pasar Ritel Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar ritel di Indonesia terutama di sektor Food and Bavarage (F&B) masih dilihat sebagai pasar potensial terutama bagi brand-brand asing.

Colliers Quarterly Report Kuartal 1 (Q1) 2022 tentang sektor ritel di Jakarta melaporkan pasar ritel yang banyak disasar terutama pada mal kelas menengah ke atas.

“Gerai-gerai besar masih didominasi oleh ritel fasion serta ritel-ritelyang yang terkait dengan gaya hidup. Sementara ritel yang menyediakan keperluan rumah tangga serta peralatan dan elektronik, diharapkan terus berkembang,” ujar Senior Research Executive Colliers Indonesia, Nurul Yonasari dalam laporan tersebut.

Hingga kuartal 1 ini, belum ada proyek mal baru yang diumumkan. Pasar ritel akan menunggu penyelesaian proyek-proyek mal yang sedang dalam pengerajaan.

Baca juga: Deretan Mal Terbesar di Indonesia, Tempat Ngadem Sambil Ngabuburit

Sementara itu, harga sewa ruang ritel diperkirakan akan tumbuh sebesar 3 persen per tahun sejak tahun 2022 hingga 2025.

Dengan adanya minat dari investor asing, maka tahun 2022 akan menjadi titik balik bagi sektor ritel yang berupaya bangkit dari keterpurukan selama dua tahun terakhir.

Meskipun demikian, masa depan pusat perbelanjaan tetap akan berubah mengingat pergeseran perilaku dan kebutuhan konsumen.

Terlebih masyarakat saat ini sudah mulai terbiasa dengan berbelanja secara online yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan kebutuhan dari rumah.

Baca juga: Bukan Tunjungan Plaza, Inilah Mal Terluas di Indonesia

“Ritel-ritel yang ada perlu memikirkan keberadaan toko fisik dan online mereka sebagai satu kesatuan. Mereka juga harus mempertimbangkan untuk mengundang pembeli untuk berpartisipasi secara aktif dan menjadi bagian dari brand melalui media sosia,” jelas Nurul.

Karena pandemi Covid-19 belum juga usai, Colliers memprediksi pusat perbelanjaan dengan konsep terbuka akan konsep mal paling laris pada tahun 2022.