Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Keselamatan di Perlintasan Sebidang KA Masih Minim

Kompas.com - 10/04/2022, 12:31 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perlintasan sebidang merupakan perpotongan sebidang antara jalur kereta api (KA) dengan jalan raya.

Karena berada di area yang kerap digunakan masyarakat, kecelakaan di area perlintasan sebidang cukup tinggi.

Menurut data PT.KAI, 60 persen dari total kecelakaan KA yang terjadi berlokasi di perlintasan sebidang.

Demi meminimalkan kejadian kecelakaan antara pengguna jalan dengan kereta api, pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan peraturan perundang–undangan tentang kegiatan penutupan perlintasan sebidang kereta api.

Bahkan palang pintu dan Early Warning System (EWS) telah dipasang di titik-titik yang memiliki perlintasan sebidang.
Baca juga: Gratis, Motor Naik Kereta Api Saat Mudik Lebaran 2022

Namun Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno menilai hal ini belumlah cukup karena kesadaran masyarakat adalah hal yang utama.

“Harus dicermati bahwa EWS merupakan alat bantu keselamatan seperti halnya fungsi rambu, bukan sebagai tumpuan utama keselamatan jalan di perlintasan,” ujar Djoko dalam rilisnya kepada Kompas.com.

Dikatakan, EWS kerap dipasang pada perlintasan yang tidak dijaga. Karena itu, masyarakat sekitar sebaiknya ikut menjaga dan jangan melakukan aksi vandalisme dan merusak komponennya.
“Pemaksimalan fungsi EWS ini memang memerlukan parstisipasi warga sekitar,” jelasnya.

Selain itu, Djoko menilai penyebab masih banyaknya kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang adalah karena kampanye keselamatan yang minim.

Baca juga: Jalur Kereta Api Garut-Cibatu Kembali Beroperasi

Terlebih setelah dihilangkannya Direktorat Keselamatan Transportasi Darat di Direktorat Perhubungan Darat tahun 2019.

“Anggaran yang sangat minim di Dinas Perhubungan, karena transportasi bukan kebutuhan dasar, sehingga anggaran untuk kampanye keselamatan sering tidak disetujui oleh DPRD setempat,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com