Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Tangmo Nida, Pengadilan Setuju Keluarkan Surat Penangkapan 1 Orang Lagi

Kompas.com - 03/04/2022, 14:11 WIB
Rintan Puspita Sari

Penulis

KOMPAS.com- Surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk Wisapat Manomairat atau Sand.

Wisapat, merupakan satu di antara lima orang yang naik speedboat pada akhir Februari 2022 lalu bersama Pattarathida Patcharaveerapong atau Tangmo Nida, yang jatuh ke laut di Sungai Chao Phraya.

Sand dituduh telah bertindak ceroboh yang menyebabkan kematian seseorang dalam kasus tenggelamnya aktris Tangmo Nida.

Baca juga: Hasil Otopsi Kedua Diumumkan, Ada 22 Luka di Tubuh Tangmo Nida

Tuduhan itu menunjuk pada kesaksian Sand yang mengatakan saat Tangmo jatuh, dia ada di belakang kapal bersama Tangmo.

Menurut Letjen Pol Jiraphat Phumjit, komisaris Polisi Wilayah 1, pengadilan provinsi Nonthaburi telah menyetujui permintaan penyelidik untuk mengeluarkan surat perintah tersebut.

Sementara itu, polisi telah mengajukan tuntutan tambahan terhadap Tanupat Lerttaweewit atau Por, pemilik perahu, dan Phaiboon Trikanjananun atau Robert.

Mereka tiba di stasiun distrik Muang secara terpisah kemarin untuk melapor ke penyelidik untuk ketiga kalinya.

Baca juga: Pernyataan soal Kematian Tangmo Nida Dinilai Mencurigakan, 5 Orang di Kapal Diminta Tes Poligraf

Orang-orang itu sebelumnya didakwa dengan kecerobohan yang menyebabkan kematian.

Dua dakwaan tambahan adalah memberikan pernyataan palsu dan menghancurkan barang bukti, kata Kolonel Pol Jaturon Anurakbundit, kepala polisi distrik Muang.

Tuduhan pernyataan palsu terkait dengan tanggapan mereka sebelumnya terhadap pertanyaan tentang apakah alkohol telah dikonsumsi di atas kapal.

Karena penyidik menemukan bahwa tiga botol minuman beralkohol telah dikonsumsi, sementara barang bukti terkait dengan botol dan gelas yang telah dibuang ke sungai.

Diharapkan paling lambat Senin untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan tambahan, yang menunjukkan tingkat hukuman dengan tiga dakwaan adalah 12,5 tahun penjara.

Somchai Sawaengkan dari Komite hak asasi manusia, kebebasan dan perlindungan konsumen, mengatakan, Komite tidak akan memanggil siapa pun untuk memberikan informasi tambahan pada saat ini.

Tetapi akan mempertimbangkan ringkasan temuan, hasil otopsi, rekaman CCTV, dan bukti lain dalam diskusi berikutnya.

Dia mengatakan, penyelidik mengambil pernyataan dari kelima orang di atas kapal pada saat kecelakaan, tetapi kesaksian mereka bertentangan satu sama lain. Karena itu, Somchai menambahkan, dia yakin pernyataan mereka dibuat-buat.

Sementara itu, Decha Kittiwitthayanan, kuasa hukum ibunda Tangmo, mengatakan bahwa setelah ini mungkin akan ada lebih banyak orang yang diberikan surat perintah penangkapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com