Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kebohongan Erros Djarot

Kompas.com - 23/12/2021, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SECARA tinggi badan memang de facto Erros Djarot jauh lebih tinggi dan lebih ganteng ketimbang saya yang pendek badan dan buruk rupa ini. Maka, beliau terpaksa senantiasa merendah agar setara dalam perihal kerendahan ukuran tinggi badan dengan saya. Mengenai kelebihgantengan tidak bisa diapaapakan lagi.

Maka, ketika saya memohon Mas Eros (Saya memang sengaja menghilangkan satu huruf "r" pada nama beliau agar sesuai dengan penampilan beliau yang memang de facto erotis terutama bagi kaum perempuan. Kemiripan dengan nama Mak Erot sama sekali tidak disengaja) berkenan membuat olahan hebat beliau terhadap lagu sederhana saya, Aduhai Indonesia, untuk ditampilkan pada Konser Cinta Indonesia, langsung Mas Eros merendah dengan dalih beliau tidak bisa menggubah musik bagus. Alasannya, beliau tidak pernah sekolah, apalagi masuk akademi musik.

Baca juga: Erros Djarot Rilis Album Mini Nabiku Cintaku

 

Konser Cinta Indonesia itu insya Allah digelar 27 Januari 2022 di Gedung Kesenian Jakarta jika, insya Allah, Omnicorn mereda.

Bohong

Jelas bahwa pernyataan Mas Eros itu bohong sebab sama sekali tidak selaras dengan kenyataan.

Pertama, fakta membuktikan bahwa mahapemusik bernama Erros Djarot telah nyata berjaya menggubah segudang lagu bukan saja hebat tetapi dahsyat seperti misalnya Badai Pasti Berlalu yang sudah terbukti secara tak terbantahkan melegenda sebagai lagu Indonesia yang abadi tak lekang dimakan zaman.

Kedua, fakta menggarisbawahi kenyataan bahwa nama Ismail Marzuki dan Gesang telah tercatat dengan tinta emas di lembaran sejarah musik Indonesia dengan mahakarya-mahakarya musik mahaindah justru karena kedua beliau tidak pernah sekolah musik sehingga terbukti mampu membuat musik yang terasa murni dan tulus akibat tidak terbelenggu kaidah-kaidah teori akademis musik yang membinasakan daya kreativitas.

Akibat terlanjur belajar kemudian juga mengajar musik di Jerman maka mustahil saya mampu menggubah musik seindah Indonesia Pusaka atau Bengawan Solo.

Musikhochschule

Apabila kita mempelajari sejarah musik Barat maka fakta membuktikan bahwa tiga mahatokoh musik abadi Barat yang namanya berawal huruf "b", yaitu Johann Sebastian Bach, Ludwig van Beethoven, dan Johannes Brahms ketiga-tiganya tidak pernah sekolah, apalagi lulus ujian akademi musik.

Musikhochschule pertama di Detmold, Jerman, didirikan oleh Johannes Brahms yang dirinya sendiri sama sekali tidak menyandang ijazah musik sebab memang tidak pernah lulus dari Musikhochschule yang dia dirikan sendiri.

Segenap fakta historis yang bisa dipertanggungjawabkan itu membuktikan bahwa Erros Djarot memang berbohong dengan menyatakan bahwa karya-karya musik dirinya kalah hebat dibandingkan dengan karya-karya musik saya dengan alasan Mas Eros tidak pernah sekolah apalagi lulusan akademi musik.

Baca juga: Napak Tilas 40 Tahun Erros Djarot Berkarya

Fakta membuktikan bahwa justru karena Mas Eros tidak pernah sekolah musik maka mahakarya-mahakarya musik beliau bukan hanya jauh lebih hebat namun bahkan jauh lebih dahsyat dalam keindahan ketimbang karya-karya musik saya yang terlanjur pernah sekolah musik bahkan mendirikan sekolah musik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com