JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal Pak Tarno? Ia adalah salah satu pesulap dengan jargon terkenalnya "tolong dibantu ya".
Gaya khasnya dengan rambut berponi serta topi pesulap membuat Pak Tarno berhasil memikat hati masyarakat dan selalu diingat hingga sekarang.
Pesulap dengan nama asli Sutarno ini lahir pada 6 September 1950 di Losari, Brebes, Jawa Tengah.
Baca juga: Profil Pak Tarno, Pesulap yang Dikenal dengan Jargon Tolong Dibantu Ya
Sebelum menjadi pesulap terkenal, hidup Pak Tarno penuh perjuangan keras.
Pak Tarno harus berjuang mememuhi kehidupannya yang serba kekurangan.
Sejak ayahnya meninggal dunia dan sang ibu pergi meninggalkannya, Pak Tarno diasuh oleh neneknya.
Sejak kecil, dia sering diledek oleh teman-temannya karena tidak memiliki orangtua.
Baca juga: Penjelasan Pak Tarno soal Video Sedang Jalan Kaki dan Disebut Bangkrut
Namun, hal itu tidak mematahkan semangat Pak Tarno untuk menjalani hidup.
Pada usia 10 tahun, dia mengadu nasib datang ke Jakarta dengan kereta barang yang mengangkut kayu dan sapi.
Sampai di Jakarta seorang diri, Pak Tarno mencoba peruntungan dengan bekerja.
Awalnya, Pak Tarno berjualan minyak tanah keliling.
Kemudian, dia beralih berjualan martabak telur yang ternyata dari sini jalannya menjadi pesulap.
Baca juga: Deddy Corbuzier Sebut Berhenti Main Sulap karena Pak Tarno, Kenapa?
Ketika berjualan martabak, cara Pak Tarno menarik perhatian pembeli terutama anak-anak adalah dengan menunjukkan sedikit sulap.
Berawal dari situ, ide Pak Tarno muncul untuk ikut ajang pencarian bakat "The Master Season 3".
Sebelum terkenal, Pak Tarno hanya dibayar Rp 100.000 hijgga Rp 200.000 dalam sekali tampil.