JAKARTA, KOMPAS.com--Mungkin ada kesamaan tertentu dalam memberi makan kucing dan anjing. Namun kebutuhan nutrisi mereka berbeda, maka pola makan harus spesifik untuk setiap individu.
Banyak orang sering keliru dan percaya bahwa hewan peliharaan memakan segalanya, dan bahwa kucing dan anjing bisa makan yang sama.
Ini bukan masalahnya, dan banyak makanan manusia dianggap sangat berbahaya bagi mereka.
Kita perlu mempertimbangkan bahwa makanan yang diuraikan untuk spesies yang berbeda mengandung bahan-bahan yang memenuhi kebutuhan nutrisi dan kalori khusus untuk masing-masing dari mereka.
Selain itu, ukuran, usia, spesies, dan karakteristik hewan peliharaan menentukan apa yang harus dimakan, konten, frekuensi, dan kuantitasnya. Ini akan membuat perbedaan antara gizi yang baik dan gizi buruk.
Meskipun makanan anjing dan kucing atau makanan olahan sangat mirip, mereka sangat berbeda. Ini dapat diverifikasi dengan membaca label produk.
Berikut adalah alasan mengapa kucing dan anjing sebaiknya tidak diberikan makanan yang sama seperti dilansir dari My Animals, Kamis (18/11/2021).
Baca juga: Bukan Mau Tidur, Ini Alasan Anjing dan Kucing Menguap
Dalam evolusi kucing sepanjang sejarah, mereka telah menjalani pola makan karnivora. Itu sebabnya mereka masih membutuhkan asupan protein dan lemak yang tinggi dalam makanan mereka. Jumlah itu tidak disarankan untuk anjing.
Kita juga harus menyebutkan taurin, asam antioksidan organik yang melindungi kesehatan jantung kucing serta otak, otot, dan membrannya.
Zat ini juga berfungsi sebagai neurotransmitter penting. Jika kucing sering kekurangan zat ini dalam jangka menengah dan panjang, hal ini dapat menyebabkan kebutaan, gangguan sistem saraf, penyakit jantung, dan akhirnya kematian.
Demikian juga, asam lemak esensial yang dibutuhkan oleh kucing disebut arakidonat, yang menjaga kesehatan bulu dan kulit mereka.
Vitamin B1 dan B12 juga harus dimasukkan dalam diet kucing yang baik. B1 mengubah