Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Bau pada Pakaian meski Telah Dicuci dan Cara Menghilangkannya

Kompas.com - 15/07/2021, 18:03 WIB
Aniza Pratiwi,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakaian yang sudah dicuci bersih terkadang bisa mengeluarkan bau tak sedap. Jika sering mengalami hal ini, bisa dipastikan itu adalah bau jamur yang ada dalam serat pakaian.

Melansir Southern Living, Kamis (15/7/2021), pakaian tersebut masih bisa dicuci kembali, tetapi begitu bau jamur menembus kain, biasanya perlu waktu lebih dari siklus pencucian biasa untuk menghilangkannya.

Baca juga: Simak, Manfaat Cuka Putih untuk Mencuci Pakaian 

Hal ini adalah masalah serius karena bau jamur tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menyebabkan sinus dan alergi. Berikut ini penyebab dan cara menghilangkan bau jamur pada pakaian.

Penyebab bau pada pakaian 

Bau jamur pada pakaian bisa disebabkan berbagai sumber seperti lupa meletakkan pakaian basah pada mesin cuci, mesin cuci yang kotor, dan sisa kotoran tubuh pada pakaian.

Bahkan, kotoran tubuh ini adalah salah satu penyebab utama bau pakaian. Seperti diketahui, tubuh kita terus-menerus bersentuhan dengan pakaian, handuk, dan kain lain yang menjebak kotoran tubuh dari waktu ke waktu sehingga menyebabkan bau busuk dan apak. 

Baca juga: Hand Sanitizer Bisa Bersihkan Noda pada Pakaian, Begini Caranya

Faktanya, sebanyak 70 persen kotoran yang terdapat pada handuk berasal dari tubuh yang tidak terlihat. Penyebab bau tak sedap pada pakaian selanjutnya adalah meninggalkan pakaian terlalu lama di keranjang, terutama saat basah. 

Cara menghilangkan bau tak sedap 

Untuk menghilangkan bau pada pakaian, Anda membutuhkan detergen yang mengandung polimer guna menjebak kotoran dan minyak sehingga tidak menempel kembali pada pakaian.

Selain itu, sangat penting memiliki mesin cuci efisien tinggi yang menggunakan lebih sedikit air daripada model standar. 

Baca juga: Trik Mencuci Pakaian Putih Lama Menjadi Seperti Baru

Dalam kebanyakan kasus, mencuci pakaian seperti biasa memakai detergen tugas berat untuk menghilangkan bau jamur. 

Untuk memudahkan, Anda dapat menambahkan lima cangkir cuka langsung ke dalam bak cucian bersama dengan detergen. Cara ini efektif menghilangkan bau pada pakaian.

Faktanya, cuka dapat mengganggu kinerja pembersihan detergen sehingga Anda mungkin harus bersiap untuk mencuci pakaian untuk kedua kalinya jika bau tetap ada. 

Baca juga: Cara Membersihkan Noda Hangus pada Pakaian

Selain itu, penyebab bau pada pakaian juga dipengaruhi jenis air yang digunakan dalam pencucian. Kebanyakan orang tidak menyadari hal ini.

Namun, bau apek pada pakaian, handuk kaku, warna pakaian yang pudar, putih kotor, bahkan bintik-bintik kuning pada bagian ketiak yang membandel dapat disebabkan air sadah.

Logam berat dan mineral yang menumpuk di kain dapat menciptakan residu yang sulit  dibersihkan. Karena residu terus menumpuk, akhirnya mulai menjebak kotoran tubuh seperti keringat dan sebum.

Akibatnya, menciptakan bau tak sedap. Jika rumah hanya memiliki air sadah, Anda dapat menggunakan produk dengan pH rendah. 

Baca juga: Ragam Manfaat Baking Soda untuk Mencuci Pakaian, Sudah Coba?

Bagaimana cara mencegah bau jamur pada pakaian? 

Cara paling efektik mencegah bau apak pada pakaian adalah jangan membiarkan pakaian kotor, berkeringat, dan handuk basah menumpuk di keranjang. Segera lepaskan pakaian setelah selesai bekerja agar kotoran tubuh tidak menempel terlalu lama pada pakaian.

Tak hanya itu, selalu bersihkan mesin cuci secara berkala sehingga tidak ada jamur yang berkembang di dalamnya dan menyebabkan bau tak sedap pada pakaian. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com