Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kompas.com - 24/04/2024, 20:38 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

HO CHI MINH CITY, KOMPAS.com - Miliarder Vietnam, Truong My Lan, menjalani sidang paling menghebohkan yang pernah diadakan di Vietnam terkait kasus penipuan bank terbesar dalam sejarah dunia.

Di balik serambi kuning gedung pengadilan era kolonial yang megah di Ho Chi Minh City, Vietnam, seorang pengembang properti berusia 67 tahun dijatuhi hukuman mati pada Kamis (11/4/2024) karena "menjarah" salah satu bank terbesar di negara tersebut selama 11 tahun.

Ini adalah putusan yang jarang terjadi—dia adalah satu dari sedikit perempuan di Vietnam yang dijatuhi hukuman mati karena kejahatan kerah putih.

Baca juga: Terlibat Korupsi Rp 200 Triliun, Pengusaha Vietnam Divonis Hukuman Mati

Truong My Lan dituduh mengambil pinjaman sebesar 44 miliar dollar AS (sekitar Rp 702,6 triliun) dari Saigon Commercial Bank.

Putusan tersebut mengharuskannya mengembalikan 27 miliar dollar AS (sekitar Rp432 triliun), jumlah yang menurut jaksa penuntut mungkin tidak akan pernah bisa diperoleh kembali.

Beberapa orang meyakini vonis hukuman mati adalah cara pengadilan untuk mendorongnya mengembalikan sebagian dari miliaran uang yang hilang.

Pihak aparat negara komunis itu, yang biasanya bersikap tertutup dalam menangani kasus, kali ini justru menjabarkan secara rinci perihal kasus tersebut kepada media.

BBC INDONESIA Alur Truong My Lan menjarah uang SCB Bank selama lebih dari sepuluh tahun.

Mereka mengatakan, telah memanggil 2.700 orang sebagai saksi. Terdapat sepuluh jaksa penuntut negara dan sekitar 200 pengacara yang terlibat.

Barang buktinya tersimpan dalam 104 kotak dengan berat total enam ton. Selain Truong My Lan, ada pula 85 orang terdakwa yang juga diadili dan menyangkal tuduhan itu.

"Belum pernah ada sidang terbuka seperti ini, saya pikir, di era komunis," kata David Brown, seorang mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS dengan pengalaman panjang di Vietnam.

"Tentu saja tidak sampai pada skala (sebesar) ini."

Sekretaris Jenderal Partai Komunis, Nguyen Phu Trong.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Sekretaris Jenderal Partai Komunis, Nguyen Phu Trong.
Sidang ini adalah babak paling dramatis sejauh ini dalam kampanye anti-korupsi "Blazing Furnaces (Tungku berapi-api)" yang dipimpin Sekretaris Jenderal Partai Komunis, Nguyen Phu Trong.

Sebagai seorang ideolog konservatif yang mendalami teori Marxis, Nguyen Phu Trong percaya bahwa amarah rakyat atas korupsi liar merupakan ancaman signifikan terhadap monopoli kekuasaan Partai Komunis.

Ia memulai kampanye dengan sungguh-sungguh pada 2016 setelah mengalahkan perdana menteri pro-pengusaha yang menjabat saat itu untuk mempertahankan jabatan teratas di partai.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com