BRUSSEL, KOMPAS.com - UnitedHealth Group mengatakan bahwa peretas mencuri data kesehatan dan data pribadi dari sebagian besar warga Amerika dari sistemnya pada Februari.
Hal ini terjadi ketika perusahaan asuransi kesehatan terbesar di AS itu berjuang untuk mengatasi kerusakan tersebut.
Penyusupan di unit Change Healthcare, yang memproses sekitar 50 persen klaim medis AS, merupakan salah satu peretasan terburuk yang menimpa layanan kesehatan Amerika dan menyebabkan gangguan yang meluas dalam pembayaran kepada dokter dan fasilitas kesehatan.
Baca juga: Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS
Dilansir dari Reuters, pengungkapan ini menunjukkan bahwa informasi perawatan kesehatan pasien tetap rentan.
"Tinjauan awal terhadap data yang disusupi menunjukkan file-file dengan informasi kesehatan yang dilindungi atau informasi yang dapat diidentifikasi secara pribadi yang dapat mencakup sebagian besar orang di Amerika," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan di situs webnya.
Pencurian pada 21 Februari itu terjadi meskipun ada pembayaran uang tebusan.
"Uang tebusan dibayarkan sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk melakukan semua yang dapat dilakukan untuk melindungi data pasien dari pengungkapan," kata Kepala Eksekutif UnitedHealth Andrew Witty.
"Serangan ini dilakukan oleh pelaku ancaman jahat dan kami terus bekerja sama dengan penegak hukum dan beberapa perusahaan keamanan siber terkemuka selama penyelidikan kami," tambahnya.
Para peretas biasanya mencari data sensitif seperti catatan pasien, riwayat medis, atau rencana perawatan untuk digunakan dalam tindakan kriminal lebih lanjut atau permintaan uang tebusan dalam pelanggaran tersebut.
Meskipun analisis lengkap dari data yang dibobol akan memakan waktu beberapa bulan, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa catatan dokter atau riwayat medis lengkap individu telah dicuri, kata UnitedHealth.
Baca juga: AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel
Perusahaan ini tidak menyebutkan secara pasti berapa banyak data orang yang dicuri, tetapi mereka memantau forum-forum online di mana para peretas cenderung membocorkan atau memperjualbelikan paket-paket data tersebut.
Mereka adalah subjek pujian patriotik di China. Tetapi AS mengatakan bahwa chip China di ponsel terbaru Huawei sebenarnya adalah bukti bahwa pembatasan pasokan ke negara itu berhasil.
Geng penjahat siber di balik pembobolan tersebut, yang dikenal sebagai AlphV atau BlackCat, belum menanggapi beberapa permintaan komentar.
Baca juga: Ketegangan Berkobar di Beberapa Kampus AS akibat Protes Perang Gaza
Kelompok peretas lain memposting 22 tangkapan layar di web gelap selama sekitar satu minggu, beberapa di antaranya berisi data perawatan kesehatan dan data pribadi pelanggan UntiedHealth yang dilindungi, kata perusahaan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.