Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Makanan Terus Naik, Karyawan Kantoran Jepang Pilih Makan Siang Sangat Murah

Kompas.com - 17/01/2024, 19:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

TOKYO, KOMPAS.com - Di kota yang memiliki puluhan ribu restoran, termasuk sejumlah besar restoran berbintang Michelin, para pekerja kantoran yang semakin kekurangan uang di ibu kota Jepang lebih memilih makanan murah.

Setelah dua dekade mengalami deflasi, Jepang dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan kenaikan harga sebagai akibat dari perang di Ukraina, masalah rantai pasokan, dan dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

Meskipun telah terhindar dari tingkat inflasi terburuk yang telah menimpa negara-negara ekonomi terkemuka lainnya, rumah tangga masih dipaksa untuk mengencangkan ikat pinggang.

Baca juga: Pesawat Korean Air Tabrak Cathay Pacific di Bandara Jepang, Tak Ada Korban Luka

Hal ini berarti masa-masa yang lebih sulit bagi pekerja kantoran pria yang terbiasa makan di dekat tempat kerja mereka saat makan siang. Mereka juga mungkin menyimpan sebagian besar uang saku bulanan mereka untuk minum-minum bersama rekan kerja.

Pada tahun 2021, harga daging sapi impor yang melonjak memaksa restoran gyudon Yoshinoya untuk menaikkan harga hidangan ukuran biasa--yang sering jadi makanan pokok para pekerja kantoran--untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir.

Mengingat negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia ini terus bergulat dengan krisis biaya hidup. Lebih dari 30.000 bahan makanan mengalami kenaikan harga dalam satu tahun terakhir. Tidak mengherankan jika penghematan menjadi menu makan siang bagi para pekerja bergaji.

Dilansir dari Guardian, dalam sebuah survei tahun lalu yang dilakukan oleh layanan pinjaman sosial yang berbasis di Tokyo, Lendex, hampir setengah dari karyawan yang berusia 20-an hingga 50-an tahun mengatakan bahwa mereka menghabiskan kurang dari 500 yen sehari untuk makan siang.

Mereka termasuk mereka yang membawa bento sendiri dari rumah, tetapi juga ada proporsi yang cukup besar, yaitu 22,6 persen yang memilih makan siang seharga satu koin untuk bertahan hingga sore hari.

Baca juga: Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang

Survei lain yang dilakukan oleh Edenred, sebuah penyedia layanan pembayaran di Jepang, menemukan bahwa sekitar 40 persen pekerja kantoran pria dan wanita telah mengurangi biaya makan siang mereka. Sementara hampir 70 persen mengatakan bahwa mereka tidak membeli makanan favorit mereka untuk menghemat uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com