KYIV, KOMPAS.com – Masih ada beberapa hal baru yang terjadi mewarnai perang Rusia-Ukraina hari ke-647 pada Sabtu (2/12/2023).
Ini termasuk, Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengatakan, petugas penjaga perbatasan Ukraina telah mencegah mantan presiden Petro Poroshenko meninggalkan negara untuk menemui PM Hongaria Viktor Orban.
Sementara itu, Kyiv menuduh Rusia melakukan kejahatan perang dengan mengeksekusi tentara Ukraina yang telah mengisyaratkan niat mereka untuk menyerah.
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-647 yang dapat Anda simak:
Ukraina pada Sabtu mengatakan, dua saluran listrik yang menghubungkan jaringan listriknya ke PLTN Zaporizhzhia telah terputus, sehingga pembangkit listrik tersebut berisiko mengalami kecelakaan.
PLTN tersebut telah menjadi pusat pertempuran sejak direbut oleh pasukan Rusia pada tahun lalu, dan kedua belah pihak saling menuduh telah membahayakan keselamatan PLTN Zaporizhzhia.
“Karena pemadaman listrik total, pembangkit listrik tenaga nuklir beralih untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dari 20 generator diesel,” kata operator energi nuklir Ukraina, Energoatom, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Dikatakan bahwa pembangkit listrik tersebut berada di ambang kecelakaan nuklir dan radiasi sebelum para ahli Ukraina dapat segera memulihkan listrik di luar lokasi.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina pada Sabtu mengatakan, penembakan Rusia menewaskan satu warga sipil dan menghancurkan dua rumah di kota Chasiv Yar, Ukraina timur, pada Sabtu.
Chasiv Yar berjarak kurang dari 5 kilometer sebelah barat kota garis depan Bakhmut, yang diklaim Rusia telah direbut pada bulan Mei setelah serangan dahsyat selama berbulan-bulan.
“Seorang warga sipil tewas dan dua rumah hancur di Chasiv Yar akibat penembakan musuh,” kata Kementerian Dalam Negeri Ukraina melalui media sosial.
Militer Ukraina mengatakan pertempuran juga berlanjut di sekitar kota industri Avdiivka lebih jauh ke selatan, tempat tentara Kyiv bertahan meskipun ada serangan baru dari Rusia.
Dinas Keamanan Ukraina (SBU) pada Sabtu mengatakan, penjaga perbatasan Ukraina mencegah mantan presiden Petro Poroshenko meninggalkan negara itu pada Jumat ketika ia berencana bertemu PM Hongaria Viktor Orban.
Poroshenko, yang berkuasa dari 2014 hingga 2019, telah merencanakan sejumlah pertemuan tingkat tinggi di luar negeri tetapi pada Jumat mengatakan perjalanannya harus dibatalkan karena dia ditolak di perbatasan.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, SBU menyebut, mantan pemimpin itu ditolak karena rencana pertemuannya dengan Orban, seorang pemimpin Uni Eropa yang dikecam oleh Kyiv karena sikapnya yang pro-Rusia.