Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Hamas-Israel Paling Mematikan bagi PBB, 88 Pekerjanya Tewas

Kompas.com - 07/11/2023, 14:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

YERUSALEM, KOMPAS.com - Kematian sejumlah pekerja bantuan dalam serangan udara di Gaza selama sebulan terakhir menjadikan konflik tersebut sebagai yang paling mematikan bagi pekerja PBB.

Setidaknya 88 orang yang bekerja untuk badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, telah terbunuh sejak 7 Oktober. Empat puluh tujuh bangunannya rusak.

Secara terpisah, setidaknya 150 pekerja kesehatan telah terbunuh di Gaza, termasuk 16 orang saat bertugas dan 18 pekerja layanan darurat untuk pertahanan sipil Gaza, menurut PBB. Lebih dari 100 fasilitas kesehatan rusak.

Baca juga: 18 Organisasi di Bawah Naungan PBB Desak Gencatan Senjata di Gaza

Dilansir dari Guardian, para pemimpin badan PBB pada Minggu (5/11/2023) menyerukan gencatan senjata segera dan akses kemanusiaan ke wilayah tersebut.

Mereka menyerukan Israel dan Hamas untuk menghormati hukum internasional.

Dalam pernyataan bersama, para penanda tangan termasuk komisaris hak asasi manusia PBB, Volker Turk; Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepala Organisasi Kesehatan Dunia; dan kepala bantuan PBB, Martin Griffiths mengatakan, “Sudah 30 hari berlalu. Cukup sudah. Ini harus dihentikan sekarang."

“Warga sipil dan infrastruktur yang mereka andalkan, termasuk rumah sakit, tempat penampungan dan sekolah, harus dilindungi. Lebih banyak bantuan, makanan, air, obat-obatan dan tentu saja bahan bakar harus masuk ke Gaza dengan aman, cepat dan dalam jumlah yang dibutuhkan, dan harus menjangkau orang-orang yang membutuhkan, terutama perempuan dan anak-anak, di mana pun mereka berada,” kata mereka.

UNRWA mengadakan upacara peringatan pekan lalu di ibu kota Yordania, Amman, untuk mengenang rekan-rekannya yang tewas dalam konflik tersebut.

Kepala badan tersebut, Philippe Lazzarini, menggambarkan mereka yang meninggal sebagai orang luar biasa yang mengabdikan hidup untuk komunitas mereka.

“Ribuan rekan kami, meskipun mereka mengalami kehilangan, ketakutan dan perjuangan sehari-hari yang sama dengan jutaan warga Gaza, tetap mengenakan rompi PBB dan mulai bekerja. Merekalah pahlawan kita yang sebenarnya. Mereka adalah wajah umat manusia pada saat-saat tergelapnya. Saya sangat berterima kasih kepada mereka dan Anda semua," ujarnya.

Baca juga: PBB: Sedikitnya 4,4 Juta Orang di Dunia Tak Punya Kewarganegaraan

“Kami tidak akan menghentikan upaya terus-menerus kami untuk mengadvokasi perlindungan warga sipil dan seluruh instalasi UNRWA, serta aliran bantuan kemanusiaan yang berarti kepada warga sipil, di mana pun mereka berada di Gaza," tambahnya.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, empat petugas medisnya tewas dan 21 orang terluka saat bertugas, sedangkan delapan kendaraan darurat tidak dapat digunakan karena kerusakan yang disebabkan oleh serangan udara Israel.

Dikatakan bahwa seorang petugas medis terluka ketika konvoi ambulans terkena serangan yang menurut masyarakat merupakan dua serangan udara Israel, yang kedua terjadi di luar gerbang rumah sakit Dar al-Shifa di Kota Gaza.

Baca juga: Israel Serang Sekolah PBB yang Dihuni Ribuan Pengungsi di Gaza, 15 Orang Tewas

Konvoi tersebut seharusnya mengangkut korban ke penyeberangan Rafah dengan Mesir untuk mendapatkan perawatan, tetapi harus kembali karena kerusakan jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com