Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Iran Kembali Meninggal Setelah Ditangkap Polisi Moral

Kompas.com - 29/10/2023, 12:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

TEHERAN, KOMPAS.com - Seorang gadis remaja Iran yang terluka hampir sebulan yang lalu dalam insiden misterius di Metro Teheran saat tidak mengenakan jilbab dilaporkan meninggal.

Armita Geravand, 17 tahun, seorang etnis Kurdi, diduga ditangkap petugas polisi moral karena melanggar undang-undang jilbab di negara tersebut.

“Sayangnya, dia mengalami koma selama beberapa waktu setelah menderita kerusakan otak. Dia meninggal beberapa menit yang lalu,” lapor kantor berita IRNA, dilansir dari DW.

Baca juga: Dua Jurnalis Iran Resmi Ditahan Setelah Laporkan Kematian Mahsa Amini

Menurut teori resmi dokter Armita Geravand, setelah tekanan darah turun secara tiba-tiba, dia terjatuh, cedera otak, diikuti kejang terus menerus, penurunan oksigenasi otak, dan edema otak.

Apa sebenarnya yang terjadi pada Armita Geravand?

Insiden pada 1 Oktober yang melibatkan Geravand masih dipertanyakan.

Dia menderita luka di stasiun Metro Meydan-E Shohada atau Lapangan Martir di Teheran selatan dan dirawat di rumah sakit setelah jatuh pingsan.

Kasusnya pertama kali dilaporkan pada tanggal 3 Oktober oleh kelompok hak asasi manusia yang berfokus pada Kurdi, Hengaw, yang mengatakan bahwa dia terluka parah dalam sebuah insiden di kereta bawah tanah.

Pihak berwenang mengatakan dia tiba-tiba mengalami penurunan tekanan darah dan menyangkal adanya pertengkaran fisik atau verbal antara dia dan penumpang lain.

Namun kelompok hak asasi manusia mengatakan Geravand terluka parah akibat dugaan penyerangan yang dilakukan oleh anggota polisi moral Iran.

Baca juga: Jet Tempur AS Serang Suriah, Buntut Serangan Milisi yang Didukung Iran

Mereka menuntut penyelidikan independen oleh misi pencari fakta PBB mengenai Iran.

Mereka beralasan bahwa negara menggunakan tekanan terhadap keluarga korban dan sejarah televisi pemerintah yang menayangkan ratusan pengakuan yang dipaksakan.

Geravand dinyatakan mati otak minggu lalu setelah dia mengalami koma pada 1 Oktober.

Baca juga: AS Tuduh Iran Fasilitasi Serangan Sejumlah Pangkalan Militernya

Kematiannya terjadi tak lama setelah peringatan satu tahun kematian Jinha Mahsa Amini, yang juga diduga terluka saat ditangkap oleh polisi moral.

Kecurigaan bahwa Amini, yang juga seorang etnis Kurdi, dipukuli selama penangkapannya memicu protes massal di seluruh Republik Islam pada akhir tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com