KOMPAS.com - Nama Dhiyauddin menjadi perbincangan belakangan ini lantaran menyabet juara 2 lomba azan di Arab Saudi.
Atas prestasinya itu, Dhiyauddin berhak membawa pulang hadiah Rp 4 miliar. Ketika tampil di semifinal ia sempat membuat juri menangis
Sementara itu, lokomotif tua dari Kediri dan Pemalang dipinjamkan ke Belanda tetapi beberapa pihak menyayangkan keputusan tersebut.
Baca juga: Temukan Batu Mengandung Emas Bernilai Rp 3,6 Miliar, Penggali Amatir Kaya Mendadak
Sebagian orang menganggap Indonesia seharusnya mampu melestarikan aset bersejarah di negeri sendiri.
Berikut rangkuman artikel Unik Global sepekan terakhir (2-8 April 2023) yang dapat Anda simak di bawah ini.
Seorang warga negara Indonesia (WNI), Dhiyauddin, berhasil menyabet juara dua dalam lomba azan yang digelar di Arab Saudi.
Dilansir dari Al Arabiya, Dhiyauddin memperoleh hadiah uang senilai 1 juta riyal Arab Saudi atau sekitar Rp 4 miliar.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Dhiyauddin adalah WNI yang lomba azan di Arab Saudi bernama Otr El Kalam.
Baca selengkapnya di sini.
Pengiriman dua lokomotif berumur hampir 100 tahun milik dua pabrik gula di Kediri dan Pemalang ke Belanda untuk dirawat dan dipinjamkan menuai polemik di media sosial.
Sebagian menyayangkannya karena menganggap Indonesia seharusnya mampu mengkonservasi aset bersejarah di negeri sendiri.
Aris Handoyo, Sekretaris Perusahaan PT Perkebunan Nusantara X, salah satu perusahaan yang menaungi pabrik gula pemilik lokomotif, mengeklaim kedua lokomotif itu hanya berstatus pinjaman sehingga kelak akan dikembalikan dalam kurun waktu tertentu.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: PBB Syok Polisi Israel Serang Masjid Al-Aqsa, Tukiye Sebut Garis Merah Telah Dilanggar
Syafrizal Rawindra sudah lima tahun tinggal dan bekerja di Vanuatu bersama istri dan ketiga anaknya.
Vanuatu adalah salah satu negara kepulauan di kawasan Pasifik yang memiliki penduduk sekitar 300.000 orang.