KOMPAS.com - Kisah pelabuhan Piraeus Yunani yang dikuasai perusahaan China memuncaki daftar artikel Populer Global hari ini.
Di bawahnya ada Presiden RI Joko Widodo yang masuk 50 besar tokoh muslim paling berpengaruh di dunia 2023, dan gambaran rasa kehilangan di tragedi Itaewon.
Sementara itu, penyintas tragedi Halloween Itaewon bercerita momen orang-orang mengembuskan napas terakhir mereka.
Baca juga: Tidak Lapor Bawa Rendang, Pria Diduga Asal Indonesia Dideportasi dari Australia
Rangkuman artikel Populer Global sepanjang Senin (31/10/2022) hingga Selasa (1/11/2022) pagi dapat Anda baca selengkapnya di bawah ini.
Sejak 2016, perusahaan pelayaran asal China, Cosco, telah menjadi pemegang saham mayoritas di Pelabuhan Piraeus, Yunani.
Kepemilikan mayoritas Cosco atas Pelabuhan Piraeus menjadikan kekuatan asinglah yang mengontrol pelabuhan utama Yunani tersebut.
Sementara itu, di Jerman terjadi perdebatan sengit mengenai Cosco yang membeli saham minoritas di terminal peti kemas di Pelabuhan Hamburg.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Saksi Mata Tragedi Halloween Itaewon: Orang-orang Masih Tertawa Awalnya
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi menempati peringkat ke-13 dalam 50 besar daftar tokoh muslim paling berpengaruh di dunia 2023.
Daftar ini disusun oleh The World's 500 Most Influential Muslim 2023, yang dikutip pada Senin (31/10/2022). Total ada 500 orang yang masuk daftar, dan yang 50 besar dikelompokkan tersendiri.
Ada dua perwakilan Indonesia yang masuk daftar ini, satu lagi adalah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf di peringkat ke-19.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Mahasiswa dan Pelajar Iran Tolak Ultimatum, Tetap Gelar Demo, Ratusan Tewas
Moon Ju-young (21), seorang saksi mata kejadian sedang berada di tengah kerumuman di Distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan, ketika tragedi itu terjadi.
Ia sudah merasakan tanda-tanda masalah ketika berada di gang-gang sempit sebelum insiden pesta Halloween Itaewon itu terjadi. Apalagi, menurutnya, pesta itu 10 kali lipat ramainya dari pesta yang biasanya ia pernah saksikan.
Bukti-bukti video di media sosial menunjukkan ratusan orang memadati gang sempit dan miring, sehingga mereka tidak bisa bergerak ketika petugas darurat dan polisi berusaha membantu mengeluarkan para korban dari kerumunan.