Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Akhirnya Alirkan Sebagian Aset Afghanistan, tapi Ditempatkan di Bawah Pengawas Internasional

Kompas.com - 15/09/2022, 09:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

Pejuang Taliban berjaga-jaga di lingkungan Syiah Dasht-e-Barchi, di Kabul, Afghanistan, Minggu, 7 Agustus 2022.AP PHOTO/EBRAHIM NOROOZI Pejuang Taliban berjaga-jaga di lingkungan Syiah Dasht-e-Barchi, di Kabul, Afghanistan, Minggu, 7 Agustus 2022.

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mengatakan akan mentransfer 3,5 miliar dollar AS (Rp 52 Triliun) aset bank sentral Afghanistan ke dalam dana perwalian baru yang berbasis di Swiss, agar digunakan “untuk kepentingan rakyat Afghanistan.”

Uang itu hanya sebagian dari cadangan yang disita setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus tahun lalu.

Dana Afghanistan baru, yang dikelola oleh dewan pengawas internasional dan terlindung dari Taliban, dapat membayar impor penting seperti listrik, menutupi pembayaran utang kepada lembaga keuangan internasional dan mendanai pencetakan mata uang baru.

“Dana Afghanistan akan melindungi, melestarikan dan membuat pencairan yang ditargetkan sebesar 3,5 miliar dollar AS untuk membantu memberikan stabilitas yang lebih besar bagi ekonomi Afghanistan,” kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan pada Rabu (14/9/2022), menurut kantor berita Reuters.

Baca juga: Aktivis Perempuan Afghanistan: Hanya Tuhan yang Tahu Kekejaman Taliban yang Tak Dilaporkan

Pembentukan dana perwalian baru dilakukan setelah berbulan-bulan pembicaraan antara pemerintahan Presiden AS Joe Biden, Swiss, pihak lain dan Taliban, yang menuntut pengembalian miliaran dolar aset bank sentral Afghanistan yang disimpan di AS dan di tempat lain.

Dana ini akan melindungi dan melestarikan cadangan bank sentral Afghanistan sambil membuat pencairan yang ditargetkan untuk membantu menstabilkan ekonomi Afghanistan.

“Pada akhirnya (dana itu) akan mendukung rakyatnya dan bekerja untuk meringankan dampak terburuk dari krisis kemanusiaan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada wartawan, Rabu (19/9/2022) sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Price mengatakan uang itu akan ditransfer "sesegera mungkin" tanpa memberikan tanggal yang pasti.

Tidak ada komentar langsung dari Taliban atas langkah AS ini.

Pedagang penukaran uang Afghanistan menunggu pelanggan di pasar penukaran uang, menyusul pembukaan kembali bank dan pasar setelah Taliban mengambil alih di Kabul, Afghanistan, 4 September 2021.REUTERS via VOA INDONESIA Pedagang penukaran uang Afghanistan menunggu pelanggan di pasar penukaran uang, menyusul pembukaan kembali bank dan pasar setelah Taliban mengambil alih di Kabul, Afghanistan, 4 September 2021.

Baca juga: Keluarga Korban Serangan 9/11 Tolak Uang dari Aset Beku Bank Afghanistan: Itu Uang Rakyatnya

Konsep dana perwalian

Pada Juni, sumber pemerintah Taliban, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters bahwa meskipun kelompok itu tidak menolak konsep dana perwalian, mereka menentang kontrol pihak ketiga atas dana tersebut.

Hal tersebut menurut mereka akan menahan dan mempersulit pencairan cadangan yang dikembalikan.

Para pejabat AS mengatakan tidak ada uang yang akan masuk ke bank sentral Afghanistan, yang dikenal sebagai DAB sampai "bebas dari campur tangan politik".

“Sampai kondisi ini terpenuhi, mengirim aset ke DAB akan menempatkan mereka pada risiko yang tidak dapat diterima dan membahayakan sumber dukungan bagi rakyat Afghanistan,” kata Wakil Menteri Keuangan AS Wally Ademeyo dalam sebuah surat kepada Dewan Tertinggi bank sentral yang dilihat oleh Reuters.

Dana baru disimpan di Bank for International Settlements (BIS), yang menyediakan layanan keuangan kepada bank sentral.

Baca juga: Helikopter Black Hawk Jatuh di Afghanistan, 3 Tewas

Perempuan Afghanistan yang mengenakan Burqa menerima roti gratis yang didistribusikan sebagai bagian dari kampanye Save Afghans From Hunger.GETTY IMAGES via BBC NEWS INDONESIA Perempuan Afghanistan yang mengenakan Burqa menerima roti gratis yang didistribusikan sebagai bagian dari kampanye Save Afghans From Hunger.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (14/9/2022), BIS mengatakan sedang "membangun hubungan pelanggan" dengan dana baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com