Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Korea Selatan Kecam Negosiasi dengan Korea Utara Terdahulu: Cuma Pertunjukan Politik

Kompas.com - 18/08/2022, 09:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com - Negosiasi dengan Korea Utara seharusnya bukan untuk pertunjukan politik, tetapi harus berkontribusi untuk membangun perdamaian, kata Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Rabu (17/8/2022).

Berbicara dalam konferensi pers untuk menandai 100 hari pertamanya menjabat, Yoon tidak menyinggung uji coba rudal yang kembali dilakukan Korea Utara beberapa sebelumnya, yang kemudian baru dilaporkan secara publik oleh militer Korea Selatan.

Yoon mengulangi kesediaannya untuk memberikan bantuan ekonomi bertahap ke Korea Utara, jika negara itu mengakhiri pengembangan senjata nuklir dan memulai denuklirisasi, seruan yang telah disampaikan sejak masa kampanyenya.

Baca juga: Korea Selatan Ungkap Paket Bantuan Skala Besar untuk Korea Utara jika Mau Denuklirisasi

"Setiap dialog antara para pemimpin Selatan dan Utara, atau negosiasi antara pejabat tingkat kerja, tidak boleh menjadi pertunjukan politik, tetapi harus berkontribusi untuk membangun perdamaian substantif di semenanjung Korea dan di Asia Timur Laut," katanya sebagaimana dilansir Reuters.

Komentar itu merupakan kritik nyata terhadap KTT yang melibatkan pendahulunya Moon Jae-in, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan Amerika Serikat (AS) saat itu, Presiden Donald Trump.

Terlepas dari pertemuan itu, pembicaraan denuklirisasi terhenti pada 2019. Korea Utara mengatakan tidak akan memperdagangkan pertahanan diri, meskipun telah menyerukan diakhirinya sanksi.

Negara tertutup itu juga diamati kembali mempersiapkan kemungkinan uji coba nuklir, yang akan menjadi yang pertama sejak 2017.

Baca juga: Menengok Isi Banjiha, Apartemen Semi-Bawah Tanah di Seoul Korea Selatan seperti Film Parasite

Tak ingin perubahan paksa

Peluncuran rudal Korea Utara pada Rabu (17/8/2022) adalah yang pertama dilaporkan dalam beberapa bulan, dan sehari setelah Korea Selatan dan AS memulai latihan gabungan jelang dimulainya kembali pelatihan lapangan langsung yang dihentikan di bawah Moon.

Seorang juru bicara Pentagon menolak mengomentari apa yang disebutnya "dugaan peluncuran rudal jelajah," tetapi mengatakan AS tetap fokus pada koordinasi erat dengan sekutu dan mitra untuk "mengatasi ancaman" yang ditimbulkan oleh Korea Utara.

Yoon mengatakan Korea Selatan tidak dalam posisi dapat menjamin keamanan Korea Utara jika menyerahkan senjata nuklirnya, tetapi Seoul tidak menginginkan perubahan paksa dalam status quo di Utara.

Uji coba rudal dan pengembangan nuklir Korea Utara menghidupkan kembali perdebatan mengenai apakah Selatan harus mengejar senjata nuklirnya sendiri.

Tapi Yoon mengatakan bahwa dia berkomitmen pada Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT), dan bekerja dengan AS untuk meningkatkan "pencegahan yang diperpanjang" untuk Korea Selatan.

"NPT tidak boleh ditinggalkan dan saya akan mematuhinya sampai akhir," katanya.

Baca juga: Putin Janjikan Perluasan Hubungan Rusia dan Korea Utara ke Kim Jong Un

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gunung Kilauea di Hawaii, Salah Satu Gunung Berapi Paling Aktif di Dunia, Meletus

Gunung Kilauea di Hawaii, Salah Satu Gunung Berapi Paling Aktif di Dunia, Meletus

Global
Rangkuman Hari Ke-831 Serangan Rusia ke Ukraina: 3 Tewas di Ukraina | Serangan Lebih Besar ke Rusia

Rangkuman Hari Ke-831 Serangan Rusia ke Ukraina: 3 Tewas di Ukraina | Serangan Lebih Besar ke Rusia

Global
Polisi San Francisco Tangkap 70 Pengunjuk Rasa yang Terobos Konsulat Israel

Polisi San Francisco Tangkap 70 Pengunjuk Rasa yang Terobos Konsulat Israel

Global
Roket dan Drone Hezbollah Akibatkan Kebakaran di Israel

Roket dan Drone Hezbollah Akibatkan Kebakaran di Israel

Global
AS Cari Dukungan PBB Terkait Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

AS Cari Dukungan PBB Terkait Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Global
Sosok Claudia Sheinbaum, Perempuan Pertama yang Terpilih Jadi Presiden Meksiko

Sosok Claudia Sheinbaum, Perempuan Pertama yang Terpilih Jadi Presiden Meksiko

Internasional
Nenek Ini Meninggal di Panti Jompo, tapi Ditemukan Bernapas di Rumah Duka

Nenek Ini Meninggal di Panti Jompo, tapi Ditemukan Bernapas di Rumah Duka

Global
Para Pemimpin Dunia Puji Kemenangan Claudia Sheinbaum Jadi Presiden Meksiko

Para Pemimpin Dunia Puji Kemenangan Claudia Sheinbaum Jadi Presiden Meksiko

Global
Israel Konfirmasi Semakin Banyak Sandera Tewas, Ini Alasannya

Israel Konfirmasi Semakin Banyak Sandera Tewas, Ini Alasannya

Global
G7 Dukung Perjanjian Damai di Gaza, Minta Hamas Segera Menerimanya

G7 Dukung Perjanjian Damai di Gaza, Minta Hamas Segera Menerimanya

Global
[POPULER GLOBAL] Ini Alasan Korut Kirim Balon Sampah | Kakak Adik Nikahi 1 Perempuan

[POPULER GLOBAL] Ini Alasan Korut Kirim Balon Sampah | Kakak Adik Nikahi 1 Perempuan

Global
Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Global
Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Global
Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com