Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapten Tentara Korsel Ditangkap atas Tuduhan Mencuri Rahasia Militer untuk Korea Utara

Kompas.com - 29/04/2022, 18:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Sebanyak dua warga Korea Selatan yang salah satunya adalah kapten tentara yang bertugas, ditangkap atas tuduhan mencuri rahasia militer untuk seorang tersangka agen Korea Utara yang membayar mereka dalam mata uang kripto, kata polisi Seoul pada Jumat (29/4/2022).

Korea Utara yang bersenjata nuklir dan secara teknis masih berperang dengan Korea Selatan diketahui mengoperasikan ribuan peretas terlatih yang menyerang perusahaan, institusi, serta peneliti di Korea Selatan juga tempat-tempat lain.

Namun, ini adalah kasus pertama warga sipil dan kapten militer yang bertugas aktif di Korea Selatan tertangkap berusaha mendapatkan rahasia militer atas perintah agen Korea Utara, kata polisi dikutip dari AFP.

Baca juga: Utak-atik Smartphone, Cara Warga Korea Utara Akali Kontrol Ketat Informasi

Salah satunya adalah kapten tentara berusia 29 tahun yang diduga memberikan informasi login untuk Sistem Komando & Kontrol Gabungan Korea Selatan--jaringan komunikasi internal penting yang dijalankan militer--kepada tersangka mata-mata Korut, kata pihak berwenang Seoul.

Orang lainnya yaitu pengusaha berusia 38 tahun yang menjalankan perusahaan manajemen aset virtual, dituduh memberikan kapten tentara tadi sebuah jam tangan dengan kamera rahasia untuk membantu aksinya saat rapat intelijen, atas permintaan si mata-mata.

Pengusaha itu juga diduga membeli dan merakit perangkat peretasan seperti USB yang disebut Poison Tap untuk mengakses Sistem Komando & Kontrol Gabungan, kata polisi Seoul.

"Kedua pria itu ditangkap dengan tuduhan melanggar undang-undang keamanan nasional," kata petugas di Badan Kepolisian Nasional Korea kepada AFP, Jumat.

Polisi Seoul mengatakan, pengusaha yang ditangkap tersebut kali pertama bertemu mata-mata Pyongyang di komunitas online tentang mata uang kripto sekitar enam tahun lalu, dan ketiganya hanya berkomunikasi melalui aplikasi Telegram.

Keduanya dibayar dalam mata uang kripto, kata polisi. Kapten tentara menerima sekitar 48 juta won (Rp 552 juta) dari agen Korea Utara, sementara pengusaha berusia 38 tahun itu mendapat sekitar 600.000 dollar AS (Rp 8,68 miliar).

Baca juga: Perang Korea 1950: Bagaimana Akhirnya dan Kenapa Korsel-Korut Tidak Bersatu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com