Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Forensik Temukan Panah Logam Artileri Rusia pada Puluhan Jasad Warga Sipil Bucha

Kompas.com - 25/04/2022, 19:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

KYIV, KOMPAS.com - Puluhan warga sipil yang tewas selama pendudukan Rusia di kota Bucha, Ukraina, terbunuh oleh panah logam kecil dari jenis peluru yang ditembakkan oleh artileri Rusia, menurut dokter forensik.

Ahli patologi dan koroner telah melakukan postmortem pada mayat yang ditemukan di kuburan massal di wilayah utara Kyiv, di mana pasukan pendudukan Rusia telah dituduh melakukan kejahatan perang.

Ahli mengatakan menemukan panah logam kecil, yang disebut flechette, tertanam di kepala dan dada orang.

Baca juga: Peran Ramzan Kadyrov dan Pasukan Chechnya Pimpinannya dalam Perang Putin di Ukraina

“Kami menemukan beberapa benda yang sangat tipis, seperti paku di tubuh pria dan wanita dan begitu juga rekan-rekan saya yang lain di wilayah itu,” kata Vladyslav Pirovskyi, seorang dokter forensik Ukraina kepada Guardian dilansir Minggu (24/4/2022).

“Sangat sulit menemukan itu di dalam tubuh, mereka sangat kecil. Mayoritas tubuh ini berasal dari wilayah Bucha-Irpin.”

Mayat digali dari kuburan massal di halaman gereja St. Andrew dan Pyervozvannoho All Saints di kota Ukraina Bucha, barat laut Kyiv pada 13 April 2022.AFP PHOTO/SERGEI SUPINSKY Mayat digali dari kuburan massal di halaman gereja St. Andrew dan Pyervozvannoho All Saints di kota Ukraina Bucha, barat laut Kyiv pada 13 April 2022.

Pakar senjata independen yang meninjau gambar panah logam yang ditemukan di tubuh, mengonfirmasi bahwa itu adalah flechettes, senjata anti-personil yang banyak digunakan selama perang dunia pertama.

Anak panah logam kecil ini terkandung dalam tank atau peluru senapan lapangan. Setiap peluru dapat berisi hingga 8.000 flechette. Setelah ditembakkan, peluru meledak ketika sekering waktunya aktif dan meledak di atas tanah.

Flechettes, biasanya antara 3 cm dan 4 cm, terlepas dari cangkang dan menyebar dalam jangkauan lengkungan berbentuk kerucut dengan lebar sekitar 300 m dan panjang 100 m.

Saat mengenai tubuh korban, anak panah dapat kehilangan kekakuannya, membengkok menjadi kail, sedangkan bagian belakang anak panah, yang terbuat dari empat sirip, sering terlepas sehingga menyebabkan luka kedua.

Baca juga: Ukraina Terkini: Rusia Umumkan Gencatan Senjata di Sekitar Pabrik Baja Mariupol

Menurut sejumlah saksi di Bucha, peluru flechette ditembakkan oleh artileri Rusia beberapa hari sebelum pasukan mundur dari daerah itu pada akhir Maret.

Svitlana Chmut, seorang penduduk Bucha, mengatakan kepada Washington Post bahwa dia telah menemukan beberapa terpaku di mobilnya.

Kelompok hak asasi manusia telah lama meminta pelarangan peluru flechette, tapi amunisi tersebut tidak dilarang menurut hukum internasional.

Namun, penggunaan senjata mematikan yang tidak tepat di wilayah sipil berpenduduk padat tetaplah merupakan pelanggaran hukum humaniter.

Pekerja komunal mengubur peti mati selama pemakaman di sebuah pemakaman di Irpin pada 19 April 2022, di mana setidaknya ada tiga baris kuburan baru bagi mereka yang tewas selama invasi Rusia ke Ukraina.AFP PHOTO/SERGEI SUPINSKY Pekerja komunal mengubur peti mati selama pemakaman di sebuah pemakaman di Irpin pada 19 April 2022, di mana setidaknya ada tiga baris kuburan baru bagi mereka yang tewas selama invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut Neil Gibson, seorang ahli senjata di kelompok Fenix Insight yang berbasis di Inggris, yang telah meninjau foto-foto flechette yang ditemukan di Bucha, panah logam berasal dari peluru artileri 122 mm 3Sh1, yang digunakan oleh artileri Rusia.

“Proyektil lain yang tidak biasa dan jarang terlihat,” kata Gibson di Twitter.

Baca juga: Rusia Buka Suara Soal Pemicu Perang Dunia 3 yang Tak Terkait dengan Ukraina

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com