NEW DELHI, KOMPAS.com – Seorang pria di India bernama Lal Bihari adalah salah satu dari the living dead yang terkenal di India.
The living dead merupakan julukan bagi orang-orang yang tercatat meninggal dunia dalam catatan resmi namun sebenarnya masih hidup.
The living dead ada karena biasanya ada anggota keluarga yang melaporkan kematian palsu dari yang bersangkutan sehingga mereka bisa mengeklaim harta benda, seperti tanah atau rumah, sebagai warisan.
Baca juga: India Akan Beli Minyak Rusia dengan Harga Diskon
Bagi the living dead, catatan kematian resmi tersebut merupakan petaka karena mereka bisa kehilangan harta benda meski dirinya masih hidup dan sehal walafiat.
Kisah Lal Bihari mungkin adalah contoh paling terkenal dari perjuangan the living dead di India, sebagaimana dilansir Oddity Central, Kamis (17/3/2022).
Kesengsaraannya dimulai pada 1976 ketika aia kembali ke tempat kelahirannya, Desa Khalilabad, Negara Bagian Uttar Pradesh, India.
Dia kembali ke sana untuk mengurus tempat tinggal, pendapatan, dan sertifikat kasta, guna mendapatkan pinjaman untuk bisnisnya.
Ketika mengurus dokumen-dokumen tersebut, petugas melihat ke arahnya dan mengatakan kepadanya bahwa Lal Bihari sudah mati. Lal Bihari tersenyum, tetapi petugas itu tidak membalas senyumannya.
Baca juga: Pengadilan Resmi Melarang Hijab di Sekolah Selatan India
“Lal Bihari meninggal tahun lalu. Aku tidak tahu siapa kamu,” tegas petugas tersebut.
"Tapi aku di sini sebelum kamu. Kamu tahu aku. Aku pernah bertemu denganmu sebelumnya," jawab Lal Bihari yang bingung.
Petugas itu tidak peduli. Dia menunjukkan catatan resmi bahwa Lal Bihari telah meninggal pada 30 Juli 1976, setahun sebelumnya, dan bahwa tanahnya telah diwariskan ke sepupunya.
Meskipun dia terkejut dengan berita itu, Lal Bihari yakin dia bisa segera memperbaikinya.
Ternyata, upaya “menghidupkan kembali di atas kertas” rupanya tidaklah mudah. Hingga waktu telah berjalan selama 18 tahun lamanya.
Baca juga: Pakistan Serius Tanggapi India Tidak Sengaja Luncurkan Rudal ke Wilayahnya
Lal Bihari memulai perjuangannya dengan menghubungi seorang pengacara. Pengacara tersebut justru menertawakannya dengan mengatakan, “Seorang pria mati telah datang kepadaku.”
Tak putus asa, dia kemudian mencoba mengajukan keluhan kepada pihak berwenang setempat. Hasilnya nihil, orang-orang di sana menyatakan bahwa dia meninggal sejak awal.