Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah The Living Dead dari India, Lal Bihari Habiskan 18 Tahun Berjuang Mencari Keadilan

Kompas.com - 20/03/2022, 14:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Segera, penduduk setempat mulai mengejeknya, memanggilnya “mritak” (orang mati) dan hantu. Dia merasa terhina, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan.

Pada 1980, seorang politisi bernama Shyam Lal Kanojia memberi Lal Bihari nasihat yang akan mengubah hidupnya selamanya.

Kanojia mengatakan kepada Lal Bihari bahwa dia seharusnya tidak malu dengan statusnya sebagai seorang the living dead. Lal Bihari justru harus menerimanya dan memanfaatkaannya untuk mempermalukan orang-orang yang telah “membunuhnya”.

Baca juga: India Tak Sengaja Tembakkan Rudal ke Pakistan

“Kasusmu tidak akan kemana-mana. Kamu adalah seorang mritak. Mengapa tidak secara terbuka menyebut dirimu sendiri untuk mempermalukan mereka yang melakukan ini kepadamu,” kata Kanojia.

Sejak hari itu, Lal Bihari mulai mempertontonkan dirinya sendiri dalam upaya untuk menyoroti masalahnya.

Dai situlah dia menemukan bahwa dia adalah salah satu dari banyak the living dead di India, banyak di antaranya membutuhkan bantuan dan bimbingan.

Di antara banyak aksi Lal Bihari dalam 18 tahun sebagai "mritak", dia mencoba mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah, untuk membuktikan bahwa dia masih hidup.

Selain itu, dia mengeklaim bantuan janda untuk istrinya, menculik sepupu mudanya, dia bahkan mendirikan organisasi nirlaba untuk membantu orang mati lainnya.

Baca juga: Perang Ukraina: Kisah Dokter India Bertahan di Bungker bersama Macan Kumbang dan Jaguar

Aksi-aksi Lal Bihari tersebut rupanya mendapat banyak sorotan dang berbagai media mulai menulis tentang dia. Setelah itu, ceritanya menyebar ke seluruh India.

Baru pada 1994, Lal Bihari “dihidupkan kembali” dalam catatan resmi lokal dan itu pun terjadi karena kedatangan petugas yang baru.

Tapi itu bukan akhir dari kisahnya. Setelah melalui cobaan 18 tahun, pria India itu mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk membantu the living dead lainnya melalui organisasinya, Mritak Sangh.

Sejak saat itu, dia telah membantu ratusan orang, meluncurkan penyelidikan terhadap puluhan pejabat korup. Kisahnya yang luar biasa kemudian dibawa ke layar perak dalam film Kaagaz.

Baca juga: Pabrik Petasan Ilegal di India Meledak, 11 Orang Tewas

Meski Pemerintah India menggambarkan masalah ini sebagai “tidak institusional atau meluas,” Lal Bihari percaya bahwa jumlah the living dead di India mencapai puluhan ribu orang.

Dipicu oleh keserakahan, metode perampasan tanah dengan menyatakan kerabat meninggal masih sangat populer di India, dan bahkan mengadu domba anak dengan orang tua.

“Putra saya sendiri telah membunuh saya. Jika bukan karena Lal Bihari, saya masih akan mati,” kata Panchu, pria berusia 75 tahun di desa Adampur kepada Open the Magazine.

Baca juga: Biden Akan Gelar KTT Virtual dengan Pemimpin Jepang, Australia, dan India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Biden dan Zelensky Teken Perjanjian Keamanan yang Mirip dengan Kesepakatan AS-Israel

Biden dan Zelensky Teken Perjanjian Keamanan yang Mirip dengan Kesepakatan AS-Israel

Global
Bryan Sukidi, Siswa Indonesia Peraih Penghargaan Bakat Luar Biasa di AS

Bryan Sukidi, Siswa Indonesia Peraih Penghargaan Bakat Luar Biasa di AS

Global
Kekerasan Anak dalam Konflik Dunia Capai Tingkat Ekstrem, Khususnya Israel

Kekerasan Anak dalam Konflik Dunia Capai Tingkat Ekstrem, Khususnya Israel

Global
Invasi Rusia ke Ukraina Menimbulkan Emisi Karbon yang Besar

Invasi Rusia ke Ukraina Menimbulkan Emisi Karbon yang Besar

Internasional
Rangkuman Hari Ke-841 Serangan Rusia ke Ukraina: Komitmen Keamanan Biden-Zelensky | Bank Rusia Kehabisan Mata Uang Asing

Rangkuman Hari Ke-841 Serangan Rusia ke Ukraina: Komitmen Keamanan Biden-Zelensky | Bank Rusia Kehabisan Mata Uang Asing

Global
Tank-tank Israel Terus Menembus Rafah, Warga Palestina Tak Henti Melarikan Diri

Tank-tank Israel Terus Menembus Rafah, Warga Palestina Tak Henti Melarikan Diri

Global
Inilah Poin-poin Perdebatan dalam Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas

Inilah Poin-poin Perdebatan dalam Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas

Internasional
Tentara Israel Lakukan 5.698 Pelanggaran Berat pada Anak-anak

Tentara Israel Lakukan 5.698 Pelanggaran Berat pada Anak-anak

Global
Hezbollah Luncurkan Roket dan Drone Langsung ke Pangkalan Militer Israel

Hezbollah Luncurkan Roket dan Drone Langsung ke Pangkalan Militer Israel

Global
 [POPULER GLOBAL] 2.600 Polisi KTT G7 Berjejal Tidur di Kapal Rusak | Warga Gaza Bandingkan Kondisi dengan Hamas

[POPULER GLOBAL] 2.600 Polisi KTT G7 Berjejal Tidur di Kapal Rusak | Warga Gaza Bandingkan Kondisi dengan Hamas

Global
Isi Bantal Leher dengan Barang demi Hindari Biaya Bagasi, Penumpang Ini Dilarang Terbang

Isi Bantal Leher dengan Barang demi Hindari Biaya Bagasi, Penumpang Ini Dilarang Terbang

Global
Warga Gaza Kritik Pemimpin Hamas, Ingin Perang Segera Usai

Warga Gaza Kritik Pemimpin Hamas, Ingin Perang Segera Usai

Global
Wanita Jepang Siapkan Makan Sebulan untuk Suaminya Sebelum Melahirkan

Wanita Jepang Siapkan Makan Sebulan untuk Suaminya Sebelum Melahirkan

Global
Houthi Gunakan Drone Perahu untuk Serang Kapal Komersial

Houthi Gunakan Drone Perahu untuk Serang Kapal Komersial

Global
Tinggal 20 Persen Pohon Sehat di Jerman, Indonesia Bagaimana?

Tinggal 20 Persen Pohon Sehat di Jerman, Indonesia Bagaimana?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com