Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman, Inggris, dan Belanda Peringatkan Eropa: Jangan Setop Impor Energi dari Rusia

Kompas.com - 08/03/2022, 09:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com - Para pemimpin Jerman, Inggris, dan Belanda pada Senin (7/3/2022) memperingatkan, jangan tiba-tiba melarang impor energi dari Rusia sebagai bagian dari sanksi terhadap Moskwa atas invasinya ke Ukraina.

Alasan mereka adalah tidak ada pasokan alternatif yang bisa segera menggantikannya.

Peringatan itu muncul setelah Amerika Serikat pada Minggu (6/3/2022) mengatakan, sedang dalam diskusi aktif dengan negara-negara Eropa tentang menutup impor minyak Rusia sebagai sanksi ekonomi lebih lanjut atas agresi Moskwa.

Baca juga: 4 Syarat yang Diminta Rusia dari Ukraina Jika Ingin Invasi Dihentikan Segera

"Eropa memang tidak memasukkan pasokan energi dari Rusia ke dalam sanksi," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz dikutip dari AFP.

"Memasok Eropa dengan energi untuk pembangkit panas, mobilitas, pasokan listrik, dan industri belum bisa diamankan dengan cara lain saat ini," katanya.

"Oleh karena itu sangat penting untuk penyediaan layanan publik dan kehidupan sehari-hari warga kita."

Rusia adalah salah satu produsen minyak mentah terbesar di dunia dan merupakan pemasok utama gas alam.

Jerman sebagai negara dengan perekonomian terbaik di Eropa sangat bergantung pada bahan bakar fosil Rusia, mengimpor sekitar 55 persen gasnya dan 40 persen minyak serta batu baranya dari Rusia.

Seperti negara-negara Eropa lainnya, Jerman juga berjanji bakal menghentikan impor energi Rusia dengan meningkatkan penggunaan energi terbarukan, tetapi pemerintah menekankan bahwa peralihan itu akan memakan waktu.

Baca juga: Rusia Tetapkan Negara yang Dianggap Tak Bersahabat, Ini Daftarnya

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara dalam konferensi pers di La Nuvola, ketika menghadiri KTT G20 di Roma, Minggu (31/10/2021).AP PHOTO/KIRSTY WIGGLESWORTH Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara dalam konferensi pers di La Nuvola, ketika menghadiri KTT G20 di Roma, Minggu (31/10/2021).
Sementara itu di London, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berkata, pindah dari minyak dan gas Rusia adalah hal yang benar untuk dilakukan, tetapi harus menjadi proses langkah demi langkah.

"Kami harus memastikan bahwa kami memiliki pasokan pengganti. Salah satu hal yang kami lihat adalah kemungkinan menggunakan lebih banyak hidrokarbon kami sendiri," kata Johnson pada konferensi pers di Downing Street.

Adapun Perdana Menteri Belanda Mark Rutte saat berbicara pada konferensi pers yang sama setuju bahwa transformasi energi akan membutuhkan waktu.

PM Belanda Mark Rutte saat berbicara di konferensi pers bersama Kanselir Jerman, di Chanchellery, Berlin, 9 Juli 2020.AFP PHOTO/BERND VON JUTRCZENKA PM Belanda Mark Rutte saat berbicara di konferensi pers bersama Kanselir Jerman, di Chanchellery, Berlin, 9 Juli 2020.
"Kenyataan yang menyakitkan adalah kita masih sangat bergantung pada gas Rusia dan minyak Rusia," ujarnya.

Memotong impor energi Rusia tanpa alternatif yang siap dapat menghasilkan risiko yang tidak dapat dikelola bagi ekonomi Eropa, ia memperingatkan.

"Kami harus sangat jelas dan tidak membuat kesalahan di sini."

"Ini adalah pendekatan langkah demi langkah dan itu berarti kita harus memastikan pasokan energi di belahan dunia ini, sekali lagi, termasuk Ukraina, tetapi juga seluruh dunia tidak terhalang."

Baca juga: Putin Bersedia Setop Invasi Rusia ke Ukraina, Minta Syarat Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com