Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Ukraina Tewas, Kematian Pertama di Perbatasan Rusia dalam Beberapa Minggu

Kompas.com - 20/02/2022, 19:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KIEV, KOMPAS.com - Tentara Ukraina pada Sabtu (19/2/2022) melaporkan tewasnya seorang tentara, dan menjadi kematian pertama di perbatasan Rusia dalam beberapa minggu.

Mereka juga menuduh pemberontak yang didukung Moskwa meningkatkan serangan tajam, melipatgandakan ketakutan invasi Rusia akan segera terjadi.

Komando militer gabungan untuk Ukraina timur mengatakan, seorang tentara mengalami luka pecahan peluru yang fatal di zona konflik yang melintasi dua wilayah separatis dekat perbatasan Rusia.

Baca juga: Kenapa Rusia-Ukraina Perang dan Apa yang Diincar Putin?

Sementara itu layanan darurat Ukraina berkata, dua stafnya terluka dalam gelombang serangan pada Jumat (18/2/2022).

Angkatan bersenjata Ukraina berujar, pemberontak menggunakan mortir kaliber 82 dan 120 milimeter--yang dilarang berdasarkan kesepakatan gencatan senjata sebelumnya--di kota-kota seberang garis depan yang melintasi wilayah timur Luhansk dan Donetsk.

Separatis "menembakkan peluru artileri ke pusat-pusat populasi dan menempatkan sistem artileri mereka di dekat rumah-rumah penduduk," kata tentara Ukraina dikutip dari AFP.

"Dengan cara ini, musuh mencoba memaksa angkatan bersenjata kami untuk membalas tembakan kemudian menyalahkan mereka karena menembaki warga sipil," lanjutnya.

Militer menambahkan, mereka terus menolak dan menahan agresi bersenjata tanpa menyerang warga sipil, serta menuduh Rusia mengarahkan serangan sekutunya.

Moskwa secara resmi membantah terlibat dalam konflik tersebut dan menyebutnya sebagai urusan internal Ukraina.

Akan tetapi, pengawas dari badan keamanan Eropa OSCE melaporkan ada pengiriman reguler senjata Rusia melintasi perbatasan selama delapan tahun perang.

Baca juga: Kenapa Ukraina Miskin dan Bagaimana jika Perang Lawan Rusia

OSCE melaporkan ada 870 pelanggaran gencatan senjata besar-besaran di seluruh zona konflik dalam laporan terbaru pada 18 Februari 2022, yang merujuk pada insiden hari-hari sebelumnya.

"Dalam beberapa hari terakhir, Pemantauan Khusus OSCE ke Ukraina (SMM) melihat peningkatan drastis dalam aktivitas kinetik di sepanjang garis kontak di Ukraina timur," kata OSCE dikutip dari AFP.

Para pemimpin pemberontak menuduh angkatan bersenjata Ukraina mencoba merebut kembali dua wilayah separatis mereka dengan paksa, Klaim itu dibantah Kiev.

Pemimpin pemberontak di Donetsk dan wilayah Luhansk yang lebih kecil pada Sabtu (19/2/2022) menyebut situasi itu kritis dan mengumumkan mobilisasi umum.

Baca juga: Apakah Rusia Akan Perang dengan Ukraina, Bagaimana jika Terjadi Invasi?

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com