Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Setelah Kudeta Myamnar, Warga Masih Cari Kerabat yang Hilang

Kompas.com - 01/02/2022, 09:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

MYANMAR, KOMPAS.com - Hampir setahun setelah putranya dibawa oleh tentara junta Myanmar, Win Hlaing, 66, mengatakan dirinya hanya ingin tahu apakah anaknya masih hidup.

Suatu malam pada April 2021, seorang tetangganya meneleponnya untuk memberi tahu bahwa anaknya, Wai Soe Hlaing, seorang ayah muda yang membuka toko ponsel di Yangon, telah ditahan.

Soe Hlaing ditangkap karena dianggap terlibat dalam aksi-aksi protes yang menentang kudeta militer 1 Februari 2021.

Baca juga: AS, Inggris, dan Kanada Kompak Keluarkan Sanksi Baru untuk Myanmar, Tepat Setahun Setelah Kudeta

Mereka kemudian menelusuri keberadaan pria berusia 31 tahun itu di kantor polisi setempat, menurut Win Hlaing dan Asosiasi Bantuan bagi Tahanan Politik (AAPP), organisasi nirlaba yang telah mendokumentasikan penangkapan dan pembunuhan.

Kemudian jejaknya semakin kabur. Dia telah menghilang.

Reuters telah menelepon kantor polisi itu, namun tak bisa memastikan keberadaan Wai Soe Hlaing.

Reuters juga tak bisa melacak keberadaan para anggota keluarga dari dua orang lain yang diwawancara untuk penulisan artikel ini.

Seorang juru bicara junta tidak membalas email maupun menjawab telepon dari Reuters.

Wai Soe Hlaing adalah satu di antara banyak orang yang menurut para aktivis dan kerabat telah menghilang sejak Myanmar jatuh ke dalam kekacauan setelah militer menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi.

AAPP memperkirakan lebih dari 8.000 orang ditahan di penjara-penjara dan pusat-pusat interogasi, termasuk Suu Kyi dan sebagian besar anggota kabinetnya.

APPP memperkirakan sekitar 1.500 orang telah terbunuh.

Baca juga: Masih Ingat Suster Ann Roza? Ini Kabarnya Jelang Setahun Kudeta Myanmar

Reuters tidak dapat memverifikasi data AAPP secara independen.

AAPP mengatakan ratusan orang telah tewas dalam tahanan.

Di sisi lain, junta militer Myanmar telah mengatakan angka itu dilebih-lebihkan dan AAPP menyebarkan informasi palsu.

Tapi, junta belum pernah mengungkap jumlah orang yang ditahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com