CANBERRA, KOMPAS.com - Di saat anak-anak Australia lainnya mencari uang saku dengan mengantarkan koran, memotong rumput, atau membantu melakukan tugas di rumah, Josh Murray memilih untuk menjual telur.
Ia mulai dengan menjual telur saat berusia 9 tahun dari ayam-ayam yang dimiliki keluarganya.
Lebih dari satu dekade kemudian, Josh, yang kini berusia 21 tahun sudah menjual 40 juta butir telur dan mendonasikan satu juta teluar ke sebuah yayasan amal.
Baca juga: Australia Laporkan Kasus Covid-19 Varian Mirip Omicron
"Saat itu saya berusia sembilan tahun dan berjiwa kapitalis ," kata Josh.
"Saya ingin membeli Lego dan orang tua saya tidak mau memberikannya kepada saya begitu saja. (Mereka) menyarankan saya untuk melakukan sesuatu yang bisa membuat saya berguna," sambungnya.
"Saya sempat tersinggung saat itu, tapi kemudian melihat kami punya beberapa ayam. Itu jadi hal yang paling mudah bagi saya untuk dijadikan uang," imbuh Josh.
Baca juga: Olimpiade Beijing: Inggris, Kanada, dan Australia Boikot Diplomatik Ikuti AS
Dari kawasan pertanian keluarganya di Monegeetta, negara bagian Victoria, hingga pasar dan pedagang, Josh dan ibunya, Tamsyn, mengembangkan bisnis mereka secara perlahan-lahan.
Tidak lama kemudian, mereka dapat menembus jaringan supermarket.
Tamsyn mengatakan ia adalah ibu pekerja keras, yang ada di belakang putranya yang kini jadi pengusaha telur.
"Josh membuat lelucon jika ia menciptakan pekerjaan penuh waktu untuk saya," katanya.
Menurut Tamsyn, bisnis mereka sudah berkembang pesat selama 12 tahun terakhir.
Baca juga: Kisah Perempuan Indonesia Bekerja Bersama Warga Aborigin di Pedalaman Australia
"Kami sekarang sudah menjual lebih dari 40 juta telur," tuturnya.
"Dua telur dianggap sebagai makanan lengkap, jadi kami sudah menyediakan 20 juta porsi makanan dalam tujuh tahun terakhir," imbuh Tamsyn.
“Kami juga menyumbangkan telur ke yayasan amal. Baru-baru ini kami menghitung jumlahnya saat itu mencapai 996 ribu terlur," kata Tamsyn.
"Sekarang sudah mencapai satu juta telur. Kami tak percaya jika sudah menyumbangkan satu juta telur," lanjut Tamsyn.
Baca juga: 10 Tahun Lebih Berkiprah, Sekolah Indonesia Pelangi Kian Dekatkan Indonesia ke Publik Australia