Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Kepulauan Solomon Tolak Tekanan untuk Mengundurkan Diri Setelah Kerusuhan

Kompas.com - 28/11/2021, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

 

HONIARA, KOMPAS.com -  Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare menentang tekanan untuk mengundurkan diri setelah kerusuhan besar terjadi di negaranya. 

PM Kepulauan Solomon tersebut berdalih kerusuhan yang terjadi di ibu kota telah diatur oleh beberapa orang dengan "niat jahat" menggulingkannya.

"Sangat jelas bahwa peristiwa baru-baru ini direncanakan dengan baik dan diatur untuk mencopot saya sebagai perdana menteri karena alasan yang tidak berdasar," kata PM Sogavare pada Minggu (28/11/2021).

Baca juga: Kerusuhan di Kepulauan Solomon Mereda, Warga Gotong Royong Bersihkan Jalan

"Saya ingin menunjukkan kepada bangsa bahwa pemerintah sepenuhnya berniat dan tidak ada yang akan menggerakkan kita. Kita harus dan tidak akan pernah tunduk pada niat jahat segelintir orang," lanjutnya, seperti yang dilansir pada AFP pada Minggu (28/11/2021).

Banyak penduduk negara Kepulauan Solomon berpenduduk 800.000 orang itu percaya bahwa pemerintah mereka korup dan terikat pada Beijing serta kepentingan asing lainnya.

Para pengunjuk rasa telah menyalurkan kemarahan mereka secara langsung pada Sogavare dan pemerintahannya.

Massa berusaha untuk membakar parlemen dan kediaman pribadi perdana menteri ketika polisi menembakkan gas air mata dan tembakan peringatan.

Beberapa area di ibu kota juga diibakar oleh massa. Sogavare telah menyalahkan 3 hari kerusuhan itu pada beberapa orang yang dianggap tidak bermoral karena menyesatkan orang lain dengan informasi palsu.

Baca juga: Ditemukan 3 Mayat Hangus dalam Kerusuhan di Kepulauan Solomon

"Kita harus dan tidak akan pernah tunduk pada niat jahat segelintir orang. Kita harus melawan intimidasi, intimidasi, dan kekerasan," ujar PM Kepulauan Solomon itu.

"Kita berutang ini kepada anak-anak kita dan mayoritas rakyat kita yang tidak dapat membela diri," tambahnya.

Dia mengatakan kekerasan yang berpusat di Chinatown ibu kota, telah menyebabkan kerusakan bernilai 25 juta dollar AS (Rp 360,4 miliar) dan menghancurkan 1.000 pekerjaan dalam ekonomi yang telah diperas oleh dampak pandemi Covid-19.

Sogavare mengatakan pemerintah sedang mengerjakan paket pemulihan untuk membantu bisnis dalam negeri yang jatuh akibat Covid-19.

Perdana menteri mengulangi janji untuk meminta pertanggungjawaban "penghasut" yang tidak dikenal itu.

"Yakinlah bahwa mereka akan menghadapi beban hukum dan penangkapan sudah dilakukan saat penyelidikan berlanjut, dengan lebih banyak penangkapan yang akan menyusul," pungkasnya.

Baca juga: Kerusuhan di Kepulauan Solomon, Australia Kerahkan Polisi dan Pasukan Keamanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com